Gubernur Yakin Serapan Bisa 90 Persen di Ujung Tahun

- Selasa, 27 Oktober 2020 | 11:51 WIB
Isran Noor
Isran Noor

SAMARINDA- Realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) di Kaltim baru mencapai 50,26 persen dari pagu Rp 10,83 triliun. Serapan tersebut dianggap rendah seiring banyaknya kontraktor yang belum mengambil uang muka. Namun, Pemprov Kaltim optimistis pada pengujung tahun serapan akan lebih dari 90 persen.

Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, anggaran yang lambat terserap disebabkan banyaknya kontraktor yang enggan mengambil uang muka. Kebanyakan para pemilik proyek ini mengambil uang setelah proyeknya selesai. Hampir 80 persen perusahaan pemilik proyek itu tidak mau mengambil uang muka, sehingga serapan anggaran masih kecil.

“Tapi nanti pada akhir November atau pertengahan Desember itu sudah diambil uangnya. Serapan lebih besar pada akhir tahun,” jelasnya, Senin (26/10). Alhasil pihaknya masih optimistis penyerapan anggaran akan berada di kisaran lebih dari 90 persen dari total pagu. Para pemilik proyek pasti akan mengambil dana pada pengujung tahun setelah proyek-proyeknya selesai.

Artinya para kontraktor ini memiliki modal sendiri, sehingga pada saat proyek selesai baru mendapatkan keuntungan. “Saya rasa demikian, jadi jangan takut anggaran itu terserap sedikit. Tetap mencapai 90 persen, tapi memang agak lambat, apalagi banyak proyek yang sempat tersendat akibat Covid-19,” pungkasnya.

Terpisah, Pengamat Ekonomi Kaltim Aji Sofyan Effendi mengatakan, Pemprov Kaltim harusnya bisa mengantisipasi lambatnya serapan anggaran. Sebab, percepatan penyerapan anggaran merupakan salah satu cara untuk membantu pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diperlukan peningkatan konsumsi masyarakat, peningkatan investasi, belanja pemerintah, dan ekspor harus lebih tinggi daripada impor.

Di Kaltim, ekspor-impornya sudah cukup baik, meskipun hanya bergantung pada satu sektor dan memiliki risiko sangat besar. Neraca perdagangan Kaltim juga masih bagus, meskipun nilainya terus mengecil tapi masih surplus. “Belanja pemerintah ini yang harusnya bisa bekerja maksimal, tapi sayang jika serapannya masih kecil,” katanya.

Dia menjelaskan, serapan anggaran yang baik bisa menumbuhkan konsumsi masyarakat. Ini membuat pertumbuhan ekonomi di daerah ini bisa terus membaik. Jika penyerapan anggarannya lamban, diikuti tingkat investasi yang masih loyo, dan perdagangan yang belum berkembang, maka akan sulit mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik.

“Serapan anggaran harusnya jangan menumpuk di akhir tahun, sebab serapan anggaran yang cepat bisa menjadi stimulus bagi konsumsi masyarakat yang berujung pada perbaikan ekonomi,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X