BONTANG – Salah satu warga di Kecamatan Bontang Selatan berinisial Y mengaku kesal terhadap pemeriksaan kesehatan terkait Covid-19. Pasalnya, hingga 17 hari setelah diambil sampel swab-nya, belum mendapat hasil. Kondisi itu membuat dia harus menjalani masa karantina lebih lama.
Kepada Kaltim Post, dia menyebut menjalani tes usap pada 9 Oktober. Mengingat istrinya telah dinyatakan positif pada 29 September lalu. Dengan kodefikasi 6xx. Bahkan salah satu anaknya juga mendapat hasil serupa pada sepekan sebelumnya. “Saya tidak tahu apakah dikirim sampelnya atau tidak. Jelasnya hingga kini belum ada hasil yang didapatkan,” kata pria tersebut.
Dampaknya, proses isolasi pun dilakukan terpisah. Kedua pasien terkonfirmasi sebelumnya mengasingkan diri di lantai dua bangunan rumah. Sementara dia berada di lantai dasar. Tepatnya salah satu kamar dengan ukuran 4x6 meter. “Karena hasilnya belum ada, sehingga langkah ini dipilih untuk pencegahan,” ucapnya.
Saat ini dua anggota keluarga telah menyelesaikan masa isolasi. Bahkan telah mendapatkan surat keterangan sembuh dari dokter penanggung jawab pasien (DPJP). Selanjutnya, Y pada Senin (26/10) menanyakan kepada tenaga kesehatan di puskesmas. Berdasarkan penjelasan pihak medis, dia diwajibkan untuk beristirahat di rumah. Selama 10 hari ke depan. Mengingat saturasi oksigennya berada di ambang batas standar yakni 95 persen.
“Saya ini disuruh untuk karantina untuk menaikkan kadar oksigen,” tutur dia. Selama isolasi, tidak ada keluhan yang dideritanya. Bahkan saat pemeriksaan rapid antigen yang dilakukan akhir September, hasilnya nonreaktif. Kaltim Post berupaya meminta konfirmasi dari Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang. Namun, hingga berita ini ditulis, upaya komunikasi tidak berhasil dilakukan. (*/ak/rdh/k16)