Aku Jamilah

- Senin, 26 Oktober 2020 | 16:20 WIB
ilustrasi AMROE
ilustrasi AMROE

 

PAGI buta di dusun kaki Gunung Semeru, bahkan kokok ayam jantan pun belum berbalas. Dedaunan jati dan pinus serta rumput liar yang melingkari dusun di kaki bukit itu masih ditempeli butiran embun yang kemilau. Udara dingin menusuk-nusuk kaki-kaki tua berurat menonjol dengan tapak kapalen tanpa alas. Ia menanti bayangan jarik merah dengan kemben hitam itu beranjak hilang dengan delman dan kuda hitamnya masih mengantuk. Lonceng kalung kuda itu gemerincing mencoba mengejutkan Sang Tuan, sehingga netranya tiba-tiba membelalak ketika berada pada tikungan  pepohonan. Delman menghilang, lambaian dara berkemben hitam dan jarik merah itu pun menghilang. Embun dari sisi hutan pun menguap oleh pagi yang mengiringi senyum cerahnya sang matahari. Embun itu kini melekat pada sepasang mata penuh guratan yang pupilnya mengecil dan rabun dimakan usia.

 

“Aku akan merindukan Jamilah …” sedunya pada bahu tangan di sebelahnya.

Lelaki yang memiliki mahkota putih ditutupi setengger peci hitam, layu bungkuk memapah kekasih hatinya yang hampir pingsan dalam pelukan. Lalu lamat-lamat mereka memasuki gubuk bersulam bambu dengan atap rumbia. Di sebelah rumah itu terdengar lenguhan sapi kurus kering yang baru saja melepas kantuk, satu-satunya harta mereka yang tersisa. Gadis berjarik merah itu memang nekat, ia menolak dikawinkan dengan rentenir yang memang lebih pantas menjadi ayahnya ketimbang menjadi suaminya. Lelaki paruh baya yang pada musim panen tahun lalu meminjami orangtuanya Rp 2 juta untuk biaya rumah sakit Abah.

 

Mereka memang belum mampu mengembalikan, padahal pinjaman sudah berbunga serta beranak-pinak. Jantala yang telah memiliki dua istri itu meminta Jamilah sebagai tebusan, tentu saja Jamilah tidak mau. Ia memilih pergi ke kota dan mencari pekerjaan agar Mbok Pinah yang masih buruh tani si Tuan Tanah rentenir terlepas dari jebakan lintah darat. Sementara Abah semakin parah saja asmanya, di hidungnya wewangian daun berembun agar tak terdengar ringkihan paru-parunya di depan Mbok Pinah yang terus tersedu menangisi Jamilah.

“Mbok … aku akan mengganti kalung yang Mbok berikan ini berkali-kali lipat. Aku akan kumpulkan rezeki halalku untuk Mbok dan Abah.”

Terngiang kata-kata Jamilah tengah malam tadi saat Mbok Pinah mengalungkan emas 23 karat pada leher Jamilah. Bukan, bukan kalung itu yang paling berharga, melainkan anak perempuan bermata kejora yang bercita-cita menjadi kepala dusun. Jamilah bukan gadis biasa, tangannya paling lincah memanen padi dengan ani-ani dan hatinya setegar karang di lautan. Jiwa penolongnya membuat gadis yang tak gampang dimiliki lelaki itu bagaikan malaikat. Kesalahannya cuma satu, terlalu “apikan” dan begitu polos. Mbok Pinah begitu tersentak takut, mengingat hal itu, sangat mungkin orang-orang kota melahap kepolosannya. Ingin rasanya Mbok Pinah mengiringi kepergiannya, tapi Abah, Abah tak kuat berjalan sejauh itu, bisa-bisa kumat di jalan.

***

Delman Jamilah terus menyusuri lereng Gunung Semeru dan telah mencapai jalan utama. Kusir Suparta menghentikan kuda hitamnya yang teramat letih, memberi minum kuda dengan menimba air kali, lalu berhenti duduk di pinggir rerumputan menunggui bus yang akan lewat. “Kamu mau ke mana to sebenere, Nduk?” tanya kusir Suparta sembari mengisap tembakaunya dalam-dalam. Kuda hitamnya masih asyik menyeruput jamuan, air dan rumput segar.

“Jakarta. Aku dengar di sana banyak pekerjaan buat kaum muda seperti aku. Jadi pembantu dulu pun tak apa.”

Bus yang dinanti tiba. Kusir Suparta mengangkatkan tas kresek merah berisi beberapa helai pakaian Jamilah ke atas bus.

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X