Jendela dan Pena, Jadi Pelepas Kangen dan Berkarya

- Senin, 26 Oktober 2020 | 14:35 WIB
SELALU MENIKMATI: Tiga personel Jendela dan Pena memanjakan telinga pendengarnya saat menghibur lewat lagu-lagu terbaiknya.
SELALU MENIKMATI: Tiga personel Jendela dan Pena memanjakan telinga pendengarnya saat menghibur lewat lagu-lagu terbaiknya.

Serpihan Angin Senja

Bersamamu Kala Itu

Bunga dan Bunga Menari

Kuajak Kau Duduk

Bersandar Mesra.

 

BEGITULAH sepenggal lirik lagu Serpihan dari Jendela dan Pena. Band yang digawangi Rudini, Guska Vhandra, dan Rusbindranata terbilang anti-mainstream.

Tidak seperti grup pada umumnya yang dilengkapi dengan drum dan bass. Tiga pemuda asli Kota Tepian itu hanya menggunakan gitar dan biola untuk melantunkan lagu-lagunya.

Mengusung genre folk ballad, Jendela dan Pena berhasil mencuri daya tarik penikmat musik. Syair lagu yang puitis, ditambah petikan gitar dan suara gesekan biola yang merdu, membuat pendengarnya larut dengan lantunan lagu-lagu mereka.

Berawal dari rasa kangen untuk bermain musik bersama semasa masa kuliah dan masih aktif dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Teater Yupa, ketiga alumnus Universitas Mulawarman (Unmul) itu membentuk Jendela dan Pena. Nama grup musik yang diambil bermakna tentang rumah dan sastra.

"Ibaratnya jendela itu rumah, dan pena itu seperti sambil sastra. Jadi, jendela dan pena itu sebagai rumah kami melepas kangen dan berkarya lah," terang Rudini, vokalis Jendela dan Pena saat ditemui di salah satu kantin Unmul favoritnya. Berdiri sejak 2016, Jendela dan Pena telah menghasilkan tujuh lagu. Keenam karyanya terbungkus dalam mini album bertajuk Alenia Pertama. Bisa dinikmati di platform digital.

Sebagian besar lagunya sebenarnya telah lama tercipta. Bahkan sebelum Jendela dan Pena terbentuk. "Kami dulunya sudah bermusik sewaktu di teater. Lagunya yang dibawakan juga lagu ciptaan yang lama, sebelum Jendela dan Pena terbentuk. Contohnya Serpihan dan Senyum yang Kurindu, yang kami angkat jadi mini," jelasnya.

Lagu yang diciptakan juga lebih banyak terinspirasi dari naskah dan pertunjukan teater. Noer berjudul Kasir Kita. Ada juga membawakan musikalisasi puisi Korrie Layun Rampan, sastrawan Kaltim.

Meski wabah Covid-19 membuat Jendela dan Pena jarang manggung, ketiganya tak patah semangat. Ketiganya tetap menghasilkan karya terbaru. Agustus lalu, Jendela dan Pena kembali merilis single terbaru berjudul Tentang Esok. Lagu yang mengisahkan tentang bertahan hidup di masa sulit.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X