USIANYA memang baru dua tahun. Namun kiprah King of King (KOK) Squad tak bisa dipandang sebelah mata. Komunitas yang berdiri tengah Desember 2018 lalu ini bisa sudah mengorbitkan tujuh anggotanya ke level nasional.
Selain itu, KOK Squad juga jadi komunitas langganan juara di Kota Beriman maupun regional Kaltim. Bahkan beberapa kali, tim dari KOK Squad sukses menembus level nasional. Namun siapa sangka, komunitas dengan segudang prestasi ini mulanya dibentuk di sebuah kedai kopi di kawasan Strat 3 Balikpapan, Kedai Omah Kayu milik Leo Arifin.
Ya pemuda 29 tahun ini lah ketua sekaligus pendiri KOK Squad Balikpapan. Nama kedai ini juga yang awalnya jadi akronim KOK. “Dulu KOK itu memang Kedai Omah Kopi tapi sekarang lebih dikenal King of King Squad,” kata Leo kepada Kaltim Post, Jumat (23/10).
Sebelum membentuk KOK, Leo yang memang suka bermain game online awalnya rutin menggelar mini turnamen di kedai kopinya. Nah, dari rutinitas menggelar turnamen itu lantas dia berjumpa dengan sejumlah rekannya sesama penyuka gim. Dari situ terbentuklah KOK Squad, tepatnya 10 Desember 2018 lalu.
Kini setelah dua tahun berdiri, KOK sudah punya 100 lebih anggota. Mereka dibagi dalam tiga divisi, PUBG, Mobile Legend dan Free Fire. Rata-rata anggota KOK merupakan pelajar hingga mahasiswa. Meski ada juga yang berstatus pekerja bahkan memang fokus bermain game.
“Dari tujuh anggota yang sudah dikontrak tim Bandung dan Jakarta ada yang memang fokus mendalami gim. Mereka ini memang ingin jadi professional player,” terang Leo.
Leo berkisah, demi bisa menembus level nasional. Player dari komunitasnya memang menjalani latihan cukup berat. Selama tiga bulan non stop mereka hanya fokus latihan dan ikut turnamen. Bahkan Leo menyediakan satu ruangan khusus untuk digunakan sebagai tempat istirahat para pemain KOK Squad.
“Iya mereka stay di kedai saya selama tiga bulan. Setiap hari ya main games, latihan dan ikut turnamen,” ungkap dia.
Apa yang dicapai komunitasnya, lanjut Leo membuktikan bahwa prestasi juga bisa diraih lewat gim virtual. Namun, Leo selalu menekankan, bahwa jalan menjadi professional player tak mudah. Pemain daerah, kata dia memang masih belum dilirik seperti pemain di Pulau Jawa.
“Artinya saya tetap menekankan kepada anggota untuk memprioritaskan kuliah dan pekerjaan serta keluarga,” kata dia.
Namun, bagi anggota yang yang benar-benar ingin mencoba jadi professional, Leo mengaku selalu memberi dukungan. Meski komunitas anyar, Leo mengatakan enggan merekrut pemain yang sudah matang. Dia lebih suka membina gamers baru.
“Bahkan karena banyaknya jebolan KOK yang sukses di tim lain kami sering dapat julukan KOK Akademi,” tuntas dia. (hul/don)