Kerajinan Anting dan Tindik Menggeliat

- Senin, 26 Oktober 2020 | 12:46 WIB
KEMBALI MENGGELIAT: Proses pembuatan piercing di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Minggu (25/10) kemarin.
KEMBALI MENGGELIAT: Proses pembuatan piercing di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, Minggu (25/10) kemarin.

GIANYAR,  – Perajin tindik dan anting di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, kembali menggeliat setelah sempat tertekan karena dampak Covid 19. Pasalnya pengiriman ke luar negeri yang sempat tertunda lantaran adanya lockdown di beberapa negara, kini sudah berangsur normal kembali. Hal itu diungkapkan salah satu perajin asal Desa Tampaksiring, I Ketut Sudirman.

Ia menuturkan, awal pandemi Covid-19 pihaknya juga merasakan dampaknya. Kondisi ini terjadi karena sejumlah negara menerapkan langkah lockdown, hingga penerbangan yang ditutup total. Kondisi itu membuat pihaknya mengalami penurunan pesanan, khususnya dari benua Eropa. “Awal korona antara Maret hingga Juni untuk Eropa turun,” jelasnya Minggu (25/10) diberitakan BALI EXPRESS.

Namun seiring waktu, tepatnya mulai Juni lalu kondisi mulai membaik. Bahkan saat ini pesanan dari sejumlah negara sudah kembali normal. “Sekarang sudah mulai naik kembali normal di akhir Juni. Sejak itu sampai sekarang produksi terbilang normal,” sambungnya.

Pesanan kerajinan tindik dan anting itu rutin datang dari sejumlah negara. Mulai Singapura, Inggris hingga Amerika Serikat. Dikatakan olehnya pesanan biasanya dikirim setiap bulan. Hal ini karenakan proses produksi yang cukup memakan waktu lama. “Pesanan dikirim setiap bulan, antara kisaran 30 kilogram. Sebab proses produksi memang memakan waktu,” ujarnya.

Dengan makin menggeliatnya pesanan, Sudirman mengaku kini kesulitan memenuhi pasar lokal yang pesanannya bersifat retail. Padahal peminat untuk produk piercing tersebut terbilang banyak, namun ia kesulitan dalam melayani. “Karena retail sifatnya jadi beli satuan, otomatis butuh pelayanan satu-satu. Sementara permintaan masing-masing orang itu berbeda-beda. Kadang ada yang minta custom, sehingga banyak waktu terbung untuk melayani satu pembeli. Jadi kesulitan mengakomodasi custumer untuk pembelian retail,” jelasnya.

Bahan baku piercing yang diproduksinya kerap memanfaatkan bahan kayu dan berbagai logam seperti kuningan. Selain logam, ia juga memproduksi piercing berbahan tanduk kerbau dan kerang. “Bahan baku kayu diperoleh dari Buleleng. Kalau kerang di daerah Kuta. Sedangkan bahan kuningan dari Desa Celuk, Sukawati,” tandasnya. (ade/wid)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB
X