Akademisi Universitas Mulawarman Herdiansyah Hamzah pun mengatakan perusahaan dan pemerintah harusnya memperhatikan keselamatan jurnalis dan masyarakatnya.
"Memaksakan Pilkada di tengah pandemi itu itu tidak bijak. Berkaca negara lain, angka partisipasinya rendah juga pada pemilu saat pandemi ini," terangnya.
Selain itu itu dengan memaksakan Pilkada di tengah pandemi akan membuat tugas liputan wartawan makin banyak. Nah dengan ini, liputan di tengah pandemi tentu akan membuat risiko para jurnalis semakin besar untuk terpapar covid 19.
"Siapa yang bertanggungjawab untuk kesehatannya?," tegas Castro.
Sementara itu Ketua AJI Abdul Manan mengatakan, gaya hidup wartawan sudah berisiko. Makan tidak teratur, makan tidak bergizi, dan kurang minum atau kurang tidur tidur kerap dilakoni para wartawan. Walhasil, gaya hidup seperti itu berisiko membuat sistem imun tubuh tidak optimal.
"Wartawan harus memperhatikan protokol kesehatan di kantor ataupun ketika liputan. Dilaksanakannya Pilkada di tengah pandemi pun membuat risiko semakin besar. Pasalnya wartawan itu ya ada keramaian di situ mereka meliput," jelas dia.