TANA PASER – Cukup besar volume sampah harian di Paser. Terbanyak berasal dari limbah rumah tangga. Sebagai gambaran, di tempat pembuangan akhir (TPA) Desa Janju, Kecamatan Tanah Grogot, bisa menerima 40 ton sampah. Belum termasuk TPA Kecamatan Batu Sopang, yang kapasitas tampungnya juga besar.
Nah, untuk mereduksi tumpukan sampah di TPA bisa disiasati dengan menekan jumlah tempat pembuangan sampah (TPS). Lalu dikonversi menjadi tempat pembuangan sampah dengan pola reduce reuse dan recycle (TPS 3R). Konsep ini berbasis pemberdayaan swadaya masyarakat. Sampah-sampah dipilah sebelum dibuang, khususnya yang plastik dengan yang organik.
"Saat ini sudah banyak RT (rukun tetangga, Red) di Tanah Grogot dan sekitarnya yang tidak lagi menggunakan TPS dan beralih ke pemberdayaan swadaya masyarakat untuk mengelola sampah," kata Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser Harjana, Jumat (23/10).
Contohnya Desa Tapis, Kecamatan Tanah Grogot. Di sana sampah sudah dikelola masyarakat melalui TPS 3R. Sementara RT sekitar yang tak punya TPS, sampahnya dikelola warga Tapis. Aturan mainnya, sampah dipilah dan dipungut oleh petugas yang sudah ditunjuk, lalu disetor ke bank sampah dan TPA. “Honor petugas sampah sesuai kesepakatan warga,” jelasnya.
Saat ini jumlah TPS di Kecamatan Tanah Grogot sebanyak 120 lokasi, dari sebelumnya 140. Jumlahnya berkurang karena telah menggunakan konsep TPS 3R. Selain itu, keberadaan TPS kerap mengganggu estetika kota. "Kalau bisa di Tanah Grogot tidak ada lagi TPS. Namun ini bertahap," terang Harjana. (jib/ind/k16)
