Belajar via Daring Masih Sarat Permasalahan, Usulan Disdik Belum Terealisasi

- Sabtu, 24 Oktober 2020 | 12:46 WIB
PENDIDIKAN: Meski berstatus ibu kota provinsi, ternyata masih ada kesulitan jaringan internet di pinggiran Samarinda. RAMA SIHOTANG/KP
PENDIDIKAN: Meski berstatus ibu kota provinsi, ternyata masih ada kesulitan jaringan internet di pinggiran Samarinda. RAMA SIHOTANG/KP

Tidak terasa kegiatan belajar-mengajar (KBM) sudah berjalan tujuh bulan. Namun, kendala pembelajaran belum terpecahkan. Proses pembagian bantuan kuota ke pelajar belum maksimal.

 

SAMARINDA-Anak-anak yang kurang mampu juga masih kesusahan untuk menjalankan belajar via daring. Karena mereka tak memiliki gawai. Belum lagi bicara masalah blank spot. Di kawasan pinggiran ibu kota Kaltim, rupanya jaringan seluler belum merata.

Sengkarut masalah inilah yang membuat proses belajar via daring susah berjalan optimal. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Asli Nuryadin menjelaskan, sebenarnya masalah klasik tersebut telah diupayakan penyelesaiannya.

“Ini sebenarnya masalah konvensional dari pertama pelaksanaannya (belajar daring) dulu,” kata Asli.

Menyikapi masalah subsidi kuota, Asli mengatakan, seharusnya tidak ada lagi permasalahan. Hal itu karena telah dibantu pihak sekolah melalui dana bantuan operasional sekolah nasional (bosnas).

Selain itu, saat ini pihak provinsi tengah memberikan bantuan. “Pusat sudah cair juga sebagian yang 32 GB dari Kemendikbud,” jelasnya.

Namun, fakta di lapangan masih banyak kendala soal subsidi kuota yang diberikan. Asli menilai, masalah yang terjadi karena adanya salah penginputan nomor handphone.

“Kalau anggaran saya kira cukup. Menteri itu siapkan anggaran Rp 7 miliar loh. Masalahnya itu mungkin salah penginputan, misalnya harusnya masukan 06 akhirnya malah masuki 05. Yah jadi nggak dapat. Artinya ketelitian itu penting,” terangnya.

Sedangkan masalah pelajar yang tidak memiliki gawai, sebenarnya Disdik telah mengusulkan bantuan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Penyampaian juga telah dilakukan sejak awal penerapan belajar via daring. Hanya saja belum ada realisasi.

“Setidaknya ada 7.000 pelajar yang tidak memiliki gawai dan sudah disampaikan. Tapi selama tiga bulan ini pasti sudah berkurang, mungkin sekitar 2.000 aja lagi. Tapi harus diverifikasi dulu,” jelasnya.

Asli berharap, bantuan gawai mendapat respons dari pemkot. Setidaknya bantuan gawai bisa dilakukan secara bertahap. Permasalahan lain soal blank spot juga tak luput dikeluhkan Asli. Namun, lagi-lagi dirinya belum mendapatkan lampu hijau dari pemkot soal tindak lanjutnya.

“Setidaknya ada penguat-penguat jaringan. Sudah saya sampaikan. Sudah Zoom juga sama pihak Jakarta,” imbuh Asli.

Solusi yang diberikan Asli, setidaknya di pemerintah bisa bekerja sama dengan pihak provider untuk memberikan layanan wifi di sekolah. Selain untuk memperkuat jaringan, hal itu untuk memberikan layanan jaringan ke peserta didik yang belum mendapatkan bantuan kuota.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X