Siasat Pertamina di Tengah Pandemi, Tak Ada PHK, Stop Distribusi Bukan Solusi

- Sabtu, 24 Oktober 2020 | 12:34 WIB
-
-

Ada yang tumbang seketika, ada pula yang bertahan dengan berdarah-darah. Juga, mengerem pengeluaran seminimal mungkin, hingga terjadi pemutusan hubungan kerja.

 

JUMAT (24/4), pemandangan tak lazim itu terlihat. Deru mesin yang biasanya bersahut-sahutan saat fajar hingga malam hari, tak lagi terdengar menggelegar di langit. Langkah kaki yang tergesa-gesa sembari mendorong koper dan menggenggam gawai, tak lagi tampak. Gemerlap lampu juga tak seperti biasanya. Burung besi benar-benar tak lagi mengudara hari itu.

Wabah virus corona (Covid-19) sejak Maret lalu, melumpuhkan semua sektor. Tak terkecuali aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan. Sejak hari itu, hingga 1 Juni 2020, kegiatan penerbangan domestik dan internasional dihentikan pemerintah untuk menekan laju penularan virus. Maskapai hanya melayani pengembalian tiket di counter check in. Sebelum tutup sementara, lalu lalang di bandara berkapasitas 15 juta penumpang per tahun ini, sudah lebih dulu lumpuh setelah Angkasa Pura I memangkas jam operasional. 

Hanya 12 jam. Mulai pukul 06.00-18.00 Wita. Sebelumnya, hingga pukul 23.00 Wita atau 17 jam. Kondisi ini mengacaukan rantai usaha di bandara. Penerbangan setop berarti pemakaian avtur juga tidak ada. Lini bisnis aviasi Pertamina merosot. Satu dari sekian pelaku usaha di bandara yang terdampak pandemi. Mencatat penjualan 22,66 ribu kiloliter pada triwulan I 2020, konsumsi avtur menurun drastis pada triwulan II. Hanya terjual 6,99 ribu kiloliter. “Turunnya di atas 50 persen,” kata Roberth Marchelino Verieza Dumatubun, manager Regional Relasi Komunikasi dan CSR Pertamina Kalimantan, Sabtu (17/10).

Padahal, di periode yang sama triwulan II 2019, Pertamina melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Sepinggan menjual 27,11 ribu kiloliter avtur. “Tidak bisa dimungkiri, selama pandemi (konsumsi avtur) turun drastis,” ungkapnya. Selain avtur, sambung dia, konsumsi BBM di wilayah Kaltim yang diproduksi Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan melorot terdampak pandemi. Penjualan gasoil misalnya.

Hanya terjual 52.704 kiloliter pada triwulan II 2020. Adapun di periode yang sama pada 2019, penjualan gasoil yang terdiri produk solar, dexlite, Pertamina dex, sebesar 71.242 kiloliter. Produk gasoline (premium, pertalite, pertamax, pertamax turbo) juga bernasib sama. Jika konsumsi triwulan 1/2020 mencapai 167.936 kiloliter, anjlok jadi 131.179 kiloliter pada triwulan II. Padahal, pada triwulan II/2019 penjualan gasoline menembus angka 166.452 kiloliter.

 “Secara nasional (penurunan) 30-50 persen. Bervariasi di masing-masing daerah. Untuk Kaltim, rata-rata penurunan 20-30 persen, sementara regional Kalimantan 40 persen, avtur juga demikian. Karena tidak ada penerbangan,” bebernya. Diakui Roberth, penurunan drastis konsumsi avtur, gasoline, dan gasoil di Kaltim turut berkontribusi terhadap penurunan keuntungan semester I 2020 PT Pertamina (Persero) yang totalnya hingga Rp 11 triliun.

“Itu risiko yang harus dihadapi. Konsekuensi logis, masa pandemi, perusahaan lain saja kolaps, Pertamina  mengalami penurunan margin keuntungan itu sudah bagus,” sebutnya. Sehingga, yang menjadi fokus bagi Pertamina saat ini adalah bertahan di tengah pandemi. Upaya itu dimulai dari efisiensi. Perjalanan dinas karyawan dibatasi. “Yang urgent-urgent saja,” katanya. Kemudian, mengalihkan rapat tatap muka jadi virtual. Serta menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (work form home/WFH).

Untuk menjaga produktivitas performa, manajemen Pertamina RU V juga menghentikan operasional kilang Balikpapan atau (plant shutdown) dari 20 April hingga 31 Mei 2020. Penghentian kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya Pertamina melakukan pemeliharaan dan perbaikan kilang. Lagi pula, sambung Roberth, konsumsi BBM yang rendah akibat pandemi membuat ketersediaan atau stok BBM yang sebelumnya diproduksi melimpah. ”Kapasitas tangki penyimpanan mendekati maksimal,” tuturnya. Inovasi lainnya, pemantauan area kilang melibatkan drone yang terkoneksi dengan aplikasi rapat virtual (Zoom).

”Jadi hanya beberapa (petugas) yang masuk, inspeksi dengan drone,” ungkapnya. Yang perlu digarisbawahi, sebut Roberth, Pertamina tak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan maupun mitra kerja. Sebanyak 1.890 pekerja RU V dan 1.118 pekerja Marketing Operation Region (MOR) VI tetap bekerja di tengah keuntungan perusahaan yang anjlok. “Pertamina di Kalimantan, khususnya Balikpapan, tidak ada PHK, tidak ada pengurangan tenaga kerja (PHK), secara nasional pun tidak ada pengurangan tenaga kerja,” ujarnya.

Menurut dia, pertanyaannya bukan mengapa Pertamina tidak melakukan PHK sebagai langkah efisiensi. Diakuinya, opsi itu bisa berdampak baik pada keuangan perusahaan. Tapi PHK akan menimbulkan masalah baru dan justru membuat dampak pandemi kian kompleks di masyarakat. Demikian juga opsi mengapa Pertamina tidak menghentikan distribusi BBM di tengah pandemi. Seperti menahan distribusi BBM ke SPBU maupun pasokan gas ke pangkalan dan mitra usaha.

“Pasti efeknya positif buat Pertamina, karena lebih efisien, biaya distribusi turun. Kalau turun, berarti beban Pertamina juga turun,” katanya. Dia menerangkan, jumlah lembaga penyalur resmi BBM di Kaltim terdiri 86 SPBU reguler, 75 SPBU non-reguler, 6 SPBUN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan), dan 5 agen minyak tanah. Lalu, 62 agen elpiji PSO dan 27 non-PSO. Sedangkan untuk pangkalan terdapat 2.579 pangkalan elpiji.

“Tapi yang perlu diingat, bahwa lembaga penyalur seperti SPBU, lembaga penyalur elpiji, mereka juga punya karyawan, mereka juga punya pekerja, bayangkan kalau kita stop distribusi, maka SPBU tutup, satu SPBU tutup, ada berapa karyawan yang akhirnya dirumahkan, bisa belasan bahkan puluhan yang dirumahkan. Pertanyaannya, ketika mereka dirumahkan, apakah mereka digaji apa enggak?” bebernya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X