Vaksin Tak Langsung Dongkrak Ekonomi Kaltim

- Sabtu, 24 Oktober 2020 | 12:32 WIB
Tahun depan diperkirakan kinerja pertambangan makin membaik.
Tahun depan diperkirakan kinerja pertambangan makin membaik.

SAMARINDA-Vaksin rencananya didistribusikan secepatnya. Namun, langkah ini dinilai tak akan langsung menggenjot perekonomian secara instan. Apalagi untuk daerah yang sangat bergantung kepada satu sektor, seperti Kaltim yang bergantung pada batu bara. Akibatnya, jika kinerja pertambangan membaik maka pertumbuhan ekonomi Kaltim juga akan membaik. Begitu pun sebaliknya.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, struktur ekonomi Kaltim 46 persen masih berasal dari pertambangan batu bara. Sehingga pertumbuhannya masih sangat bergantung pada kinerja emas hitam. Namun tahun depan ekonomi Kaltim diprediksi akan tumbuh lebih baik, seiring kinerja pertambangan yang diperkirakan mengalami pertumbuhan.

“Kinerja pertambangan tahun depan diperkirakan akan membaik seiring dengan permintaan negara tujuan yang telah pulih dari pandemi dan mendorong kinerja ekspor Kaltim,” jelasnya, (23/10).

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tahun depan juga akan didukung oleh kinerja-kinerja sektor lain. Dengan berlanjutnya investasi-investasi yang sempat tertunda, terutama di industri pengolahan yang mampu meningkatkan kapasitas produksi. Sehingga ekonomi tahun depan bisa tumbuh jauh lebih baik.

“Apalagi berdasarkan survei konsumen BI Kaltim pada Oktober 2020, menunjukkan indeks keyakinan konsumen sudah melewati titik terendahnya, meskipun belum mencapai level optimistis. Hal itu juga menandakan ada gairah positif untuk pertumbuhan ekonomi tahun depan,” tutupnya.

Ditemui terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, vaksin memang berpengaruh besar terhadap kinerja ekonomi. Namun, rencana distribusi vaksin ke seluruh Indonesia tidak akan langsung memulihkan ekonomi secara instan. Apalagi bagi daerah yang bergantung pada satu sektor saja. Kinerjanya akan tetap bergantung pada kinerja sektor tertentu.

“Sejauh ini vaksin tidak akan semudah itu didistribusikan ke seluruh Indonesia. Karena akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Dalam fase distribusi ini, seluruh kegiatan ekonomi masih akan berjalan seperti kondisi new normal,” jelasnya.

Namun, meski dalam fase menunggu vaksin, optimisme kinerja ekonomi tetap harus ada. Kuncinya adalah testing, tracing, dan treatment serta bantuan sosial yang memadai. Jika treatment pemulihan ekonominya tepat, pertumbuhan ekonomi juga bisa terdongkrak. “Jika kepatuhan pada kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 berjalan lancar, perbaikan ekonomi pasti terjadi,” pungkasnya. (ctr/ndu/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X