UMKM Bertahan di Tengah Badai Pandemi Covid-19

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 14:10 WIB
Pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kondisi ini terjadi di berbagai daerah, termasuk Kaltim. Program bantuan pemerintah dan CSR perusahaan diharapkan bisa menyalakan mesin bisnis mereka.
Pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kondisi ini terjadi di berbagai daerah, termasuk Kaltim. Program bantuan pemerintah dan CSR perusahaan diharapkan bisa menyalakan mesin bisnis mereka.

Pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kondisi ini terjadi di berbagai daerah, termasuk Kaltim. Program bantuan pemerintah dan CSR perusahaan diharapkan bisa menyalakan mesin bisnis mereka.

AJIE CHANDRA, Balikpapan

BALIKPAPAN dan Samarinda mendominasi jumlah UMKM di Kaltim. Dengan berkurangnya kunjungan wisatawan, aktivitas bisnis, dan pembatasan sosial membuat mereka harus berjuang keras untuk menyambung napas. "Sebagian besar kondisinya hampir sekarat, dana kecil dan ngos-ngosan. Jadi bertahan dua bulan ke depan," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat, ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/10).

Yaser mempertanyakan sejumlah syarat dalam memperoleh bantuan bagi UMKM. Menurutnya, syarat pengajuan bantuan harus dipermudah. "Karena pengusaha tidak mampu menyusun rencana bisnis seperti kondisi normal," ujarnya.

Peminjaman modal sampai saat ini masih jadi benturan bagi UMKM. Banyak pelaku UMKM masih kesulitan permodalan. Banyak yang belum bankable. Yaser menambahkan, saat ini sebenarnya untuk bantuan permodalan program dari perusahaan BUMN cukup banyak. Tinggal bagaimana si pelaku usaha menangkapnya dan melakukan pengembangan.

“Hampir semua BUMN sekarang ini CSR-nya untuk UMKM. Seperti Pertamina, mempunyai program bantuan pendanaan. Kalau lewat program tersebut, aturan dari bank tidak berlaku. Yang penting usaha mereka ini berpotensi bagus atau tidak. Itu yang menjadi penilaian,” terangnya.

Tak hanya menyalurkan bantuan modal, Ia juga berharap pemerintah turun tangan dalam menciptakan permintaan. Sebab, di tengah daya beli masyarakat yang turun akibat pandemi, ada kekhawatiran produksi UMKM tidak terserap oleh pasar. Bila produksi UMKM pulih, diperkirakan perekonomian negara juga akan meningkat. "UMKM akan menjadi penyelamat negara kalau didukung kebijakan yang konsisten," katanya.

Salah satu pelaku UMKM di Kota Minyak, Toha Idris yang memiliki usaha kerajinan dan suvenir khas Dayak Kalimantan mengaku, selama pandemi ini pendapatan bisnis yang dikerjakan turun hingga 80 persen. “Ya sekarang ini kami jualan apa yang bisa dijual. Jadi, untuk menambal lubang bisnis utama kami. Seperti warung makan dan lainnya. Kondisi sekarang ini cukup sulit buat kami,” terangnya.

Namun, turunnya permodalannya tidak langsung membuatnya memusingkan cash flow. Pinjaman modal usaha untungnya bukan dari perbankan. Toha mengaku, sejak 2016 menjadi mitra binaan dari Pertamina untuk area Kalimantan.

Pria yang memiliki dua anak ini menyampaikan, peran Pertamina untuk usahanya bisa sebesar sekarang cukup besar. Bahkan, di masa pandemi ini keringanan juga masih diberikan. Pihak Pertamina disebutnya tengah memberikan keringanan pembayaran cicilan modal usaha. Tidak seperti bank yang dipatok sekian rupiah wajib disetorkan tiap bulan.

Dalam program mitra binaan ini, ia hanya membayar sesuai dengan cash flow usaha. “Jadi setoran yang saya bayar sesuai dengan kondisi saya. Pandemi Covid-19 usaha saya anjlok alhamdulillah beban saya untuk membayar pinjaman modal bisa menyesuaikan atau dikurangi dari biasanya,” tuturnya.

Pria kelahiran Bone, 7 Maret 1957 ini memulai usaha sejak 28 tahun silam. Dia mulai memberanikan diri menawarkan kerajinan dan barang antik dari pedalaman. Memulai usaha dari nol. Mencoba menawarkan barang dari rumah ke rumah. Dulu tinggal di Sangatta, di mana pada tahun 90-an tersebut masih banyak ekspatriat yang menyukai kerajinan Dayak dan barang antik.

Berkat keuletan dan kegigihannya menawarkan barang secara door to door, pria berusia 63 tahun ini pun menuai hasil manis. Banyak ekspatriat yang menginginkan kerajinan yang unik dan menarik. Ia pun bepergian ke Melak, Wahau, Banjarmasin, Paser, dan lain-lain untuk dapat menemukan kerajinan-kerajinan yang bagus dan disukai pembeli.

Tidak hanya menekuni usaha menjual barang antik dan kerajinan, ia pun bertujuan dapat membantu warga di pedalaman. Tak jarang, warga menitipkan hasil karya kerajinan mereka untuk bantu dijualkan oleh Toha. Didampingi sang istri, Mesiah, usahanya kian maju dan dapat mendirikan Mahdalena Artshop yang berada di Sangatta.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X