Santri Pengawal Peradaban

- Jumat, 23 Oktober 2020 | 13:57 WIB

Bambang Iswanto

Dosen Institut Agama Islam Negeri Samarinda

 

 

PESANTREN sering dicirikan dengan penanaman nilai agama, kemandirian, kekeluargaan, toleransi, gotong royong, kesantunan, dan kebijaksanaan hidup. Ciri-ciri tersebut dibangun dalam bangunan asrama, sistem pendidikan, dan kurikulum oleh kiai, ustaz, dan santri sebagai subjeknya. Kesemuanya merupakan pilar-pilar pesantren.

Karena itu, tidak disebut pesantren kalau tidak ada asrama, meski ada kurikulum yang dijalankan. Demikian pula, ada sekolah, kurikulum, dan asrama namun tidak ada kiai sebagai pemimpinnya, tidak bisa disebut pesantren. Seluruh pilar menyatu dalam sebuah sistem pesantren.

Dengan pilar-pilar tersebut, pesantren bisa disebut sebagai candradimuka bagi santri yang ingin menjadi orang yang memiliki pengetahuan Islam yang baik, jiwa berdikari yang tidak bergantung hidup kepada orang lain, semangat gotong royong yang tinggi. Pesantren juga membentuk karakter yang anti-egois dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong, toleran kepada orang lain.

Ilmu-ilmu Islam bagian utama yang tidak bisa ditawar. Sejumlah kitab klasik menjadi kitab wajib dalam mendalami ajaran Islam. Dari tauhid, fikih, tafsir, hadis, sampai akhlak. Pesantren tidak menutup diri dari perkembangan zaman dalam menjawab tantangan zaman, dalam mengembangkan materi keilmuannya. Hampir semua pesantren, saat ini mengombinasikan keilmuan agama dengan sains dan teknologi.

Kombinasi keilmuan “dunia” dan “akhirat” tersebut dalam beberapa pesantren dijadikan sebuah keniscayaan. Bahkan, ada pesantren yang memiliki jargon “Berotak London, berhati Masjidilharam (Makkah)”. Jargon yang menggambarkan bahwa pesantren tidak mengenyampingkan ilmu-ilmu yang terkait tuntutan zaman yang dinamis.

Bukan hal yang asing lagi, banyak pesantren yang memiliki kurikulum dan laboratorium sains serta teknologi sebagai penunjang pengembangan keilmuan umum selain agama. Diharapkan, para santri memiliki otak yang pintar dengan kurikulum sains teknologinya, dan berkarakter baik.

Ilmu umum yang dipelajari tidak hanya mencakup teknologi. Namun mencakup pula pendidikan politik, hak asasi manusia, demokrasi, dan ilmu sosial lainnya. Alumnus pesantren yang telah menjalani pembelajaran pesantren yang disiplin sejatinya siap menjadi manusia yang memiliki kontribusi berupa pemikiran dan aksi dalam masyarakat. Sebagai bagian yang terus dijejalkan kepada santri yaitu manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Menjadi manusia yang bermanfaat adalah cita-cita orang yang pernah belajar di pesantren. Ilmu yang dipelajari di pesantren akan menjadi sia-sia jika tidak diamalkan untuk kemaslahatan masyarakat. Karena kata-kata mutiara (mahfuzhat orang pesantren menyebutnya) selalu dihafalkan dan diteriakkan, agar selalu menancap dalam otak dan terpatri dalam hati.

Salah satu wujud kemanfaatan yang bisa disumbangkan oleh santri dan alumnus pesantren adalah menjadi pengawal peradaban.

Santri bisa memberikan andil dalam membahas dan menyelesaikan isu-isu masyarakat serta berperan aktif menjadi pengawal peradaban. Berpartisipasi mewujudkan dan memelihara masyarakat madani.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X