Inovasi Dinas Perpustakaan dan Arsip saat Pandemi

- Kamis, 22 Oktober 2020 | 17:26 WIB

Pembelajaran mendongeng dan menulis melihat dari kebutuhan. Guru haus ilmu pengetahuan, namun tidak tahu bagaimana mencari media pembelajarannya.

 

BALIKPAPAN – Berada di situasi pandemi yang serba terbatas, Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispustakar) Balikpapan membuat tambahan layanan baru. Yakni membuka kelas daring bertajuk belajar mendongeng dan menulis (Beladonglis). Bukti pandemi bukan penghalang untuk berbagi ilmu.

Kepala Seksi Layanan dan Kerja Sama Dispustakar Balikpapan Titik Murdianti mengatakan, ide ini berangkat dari niat membuat perpustakaan bermanfaat maksimal kepada masyarakat. “Saya ingin perpustakaan bisa hadir sebagai sumber inspirasi dan sumber pembelajaran,” katanya.

Sehingga tidak seperti kesan yang selama ini muncul, perpustakaan hanya tempat untuk membaca buku. Apalagi fasilitas yang tersedia sudah bagus, namun belum digunakan maksimal. Meski rencana awal kelas Beladonglis dilakukan secara tatap muka. Akibat kondisi pandemi, belajar dilakukan via daring.

“Sebenarnya rencana dari awal tahun ini, tapi karena kondisi pandemi kita tunda untuk tatap muka,” sebutnya. Titik menyebutkan, ide memberikan pembelajaran mendongeng dan menulis melihat dari kebutuhan. Dia merasa guru haus ilmu pengetahuan, namun tidak tahu bagaimana mencari media pembelajarannya.

“Misalnya guru masih kesulitan menyampaikan dongeng kepada anak-anak,” ungkapnya. Ada pun sasaran peserta Beladonglis, yakni guru. Kelas mendongeng untuk guru TK, PAUD, dan SD kelas 1-3. Sedangkan kelas menulis untuk guru SD kelas 4-6 dan SMP. Durasi belajar berkisar 3 jam.

Dia pun tak menyangka dapat respons yang positif. Pihaknya hanya menargetkan peserta sebanyak 30 orang, namun yang daftar mencapai 100 orang. Titik mengaku, awalnya ada ragu orang bisa tertarik atau tidak dengan kegiatan belajar tersebut. Apalagi saat pandemi seperti ini.

“Alhamdulillah tanggapan baik, jadi saya senang dan bersyukur juga,” ucapnya. Kelas Beladonglis akan berjalan selama tiga kali dalam seminggu. Misalnya kelas belajar mendongeng melibatkan pemateri dari Kampung Dongeng Balikpapan, yakni Amir dan Yana.

Sedangkan untuk kelas menulis menghadirkan penulis Rinnelya Agustien dan Fitri Gita Cinta. Peserta akan mendapat materi dan latihan secara langsung. Meski secara daring, komunikasi berlangsung interaktif karena tersambung melalui video conference.

Kegiatan ini terbuka secara gratis, tak menutup kemungkinan suatu saat bisa untuk umum. Rencananya, selain kelas belajar mendongeng dan menulis, pihaknya akan mencoba membuka kelas dengan materi lainnya. “Misalnya kelas editing. Terutama kelas yang susah didapatkan ilmunya di luar,” katanya.

Selain itu, dia berharap nantinya kelas ini bisa berjalan secara tatap muka. Namun, tentu dengan protokol kesehatan yang ketat. Peserta mungkin tidak banyak seperti kelas daring. “Kita batasi maksimal 10 orang setiap pertemuan, jadi setiap peserta bisa menjaga jarak,” pungkasnya. (gel/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X