SAMARINDA–Bentuk protes dilakukan warga sekitar Jalan Delima RT 1, Kelurahan Bukuan, Palaran. Hal tersebut dilakukan lantaran tak ada realisasi perbaikan jalan sepanjang 500 meter tersebut.
Setelah aksi menanam pohon pisang dan tanaman lain dilakukan, tepat di tengah jalan disertai tulisan sindiran, sedikit perhatian akhirnya diberikan. Lubang yang menganga menahun itu akhirnya ditutup sementara, (21/10).
Pihak kecamatan, kelurahan dan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) dibantu warga gotong royong memperbaiki jalan. Menggunakan agregat, lubang-lubang ditutup, dan diratakan menggunakan alat berat.
"Dozer itu bantuan dari perusahaan sekitar. Laterit (agregat) itu juga dapat bantuan dana dari perusahaan sekitar Palaran. Tapi kami pesan sendiri lateritnya di Ready Mix, sekitar tujuh ret," kata Camat Palaran Suwarso.
Sepanjang 300 meter badan jalan ditutup menggunakan laterit. Memang pengerjaannya hanya difokuskan di lubang-lubang yang lebar. "Lubang yang parah itu dibersihkan, dan di dozer dulu, baru ditutup pakai laterit," lanjutnya.
Perbaikan memang hanya dilakukan secara sementara dahulu. Hal itu lantaran proses penyemenan rencananya berjalan, November mendatang. Realisasi perbaikan juga telah diplot dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P).
"Saat ini masih tahap lelang. Anggarannya Rp 1,9 miliar. Itu sementara dulu, tapi kalau hujan terus bisa lubang lagi. Truk juga sementara enggak boleh lewat dulu," tegasnya.
Diwartakan sebelumnya, rasa kecewa warga seputaran Jalan Delima RT 1, Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran, sepertinya sudah memuncak. Harapan untuk perbaikan jalan sepanjang 500 meter kala itu belum mendapat perhatian pemerintah.
Lantaran tidak ada respons dari pemerintah, pohon pisang ditanam di tengah jalan. Plang kayu bertuliskan "wisata jeblong 1.000" juga sengaja digantung di pohon pisang. (*/dad/dra/k8)