Belajar di Masa Pandemi, Guru Harus Berani Inovasi

- Rabu, 21 Oktober 2020 | 16:20 WIB
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar workshop tentang transformasi pendidikan, Selasa (20/10) di Hotel Gran Senyiur.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar workshop tentang transformasi pendidikan, Selasa (20/10) di Hotel Gran Senyiur.

Guru dituntut inovatif, dan dapat memanfaatkan berbagai media, meski hanya teknologi sederhana untuk mentransfer ilmu kepada siswa.

 

BALIKPAPAN – Dampak pandemi membuat kegiatan pembelajaran ikut berubah dari tatap muka menjadi daring. Perubahan ini membuat seluruh pihak harus dapat beradaptasi. Mengatasi hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar workshop tentang transformasi pendidikan, Selasa (20/10) di Hotel Gran Senyiur.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, sejauh ini Balikpapan termasuk kota yang terbaik dan cepat beradaptasi terhadap kebutuhan. Misalnya memberi bantuan dalam bentuk kuota hingga gawai bagi masyarakat yang kesulitan. Terutama saat kebutuhan untuk pembelajaran daring mendesak.

Sementara pemerintah pusat beberapa waktu lalu telah memberikan bantuan dalam bentuk kuota internet belajar kepada siswa. “Kita juga butuh masukan agar bantuan ini tepat sasaran, bagaimana bantuan yang diberikan tidak mubazir,” ucapnya. Dia mengatakan, ada usulan kalau bisa kuota bebas lebih besar untuk media sosial.

Sebab, sebelumnya kuota hanya untuk aplikasi yang bisa belajar. Selain memberi bantuan dalam kuota, pusat sudah mengucurkan dana untuk membuat aplikasi atau platform belajar sebagai modul pendamping. Selama pandemi, belajar banyak menggunakan media yang dapat diakses secara online.

Maka tersedia mulai dari video sampai bank soal yang bisa membantu proses pembelajaran lebih mudah. Contohnya terdapat katalog media yang berisi pembelajaran secara grafis, animasi, video, dan sebagainya. Kemudian ada galeri audio yang bisa menjadi media untuk bercerita tentang dongeng pendidikan.

Serta banyak buku sekolah versi elektronik dengan berbagai macam mata pelajaran. Semua untuk memudahkan guru dan siswa dalam melewati pembelajaran secara daring.

“Kami bangga ada best practice di Balikpapan. Intinya, kepala sekolah dan mitra dapat mendukung dengan membentuk tim e-learning sekolah,” bebernya. Dia memberi contoh seperti di Jawa Tengah, sebagian besar memiliki media berupa radio sekolah untuk sarana pembelajaran.

Jadi, bagi mereka yang punya gawai bisa belajar daring. Sementara yang tidak punya gawai, maka bisa menggunakan saluran radio tersebut. Dia berharap modul juga bisa dicetak agar bisa digunakan bagi siswa yang berada di lokasi pedalaman. Menurutnya, guru dapat memanfaatkan berbagai media meski hanya teknologi sederhana.

“Jadi, bagaimana ini membuat peningkatan kapasitas,” katanya. Pemerintah sudah melakukan terobosan, sisanya tinggal guru dan kepala sekolah bisa menyesuaikan dan berinovasi. Terutama agar pembelajaran efektif memanfaatkan teknologi yang ada. Kuncinya pertemuan ini untuk peningkatan kapasitas dan kolaborasi. (gel/ms/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X