JAKARTA– Agenda pembacaan putusan sidang pelanggaran etik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang rencananya digelar Rabu (23/9) mendatang masih dinamis. Sebab, KPK mengonfirmasi jadwal sidang tersebut belum bisa dipastikan. Apakah jadi digelar sesuai jadwal atau diundur sampai waktu yang ditentukan.
Ketidakejelasan jadwal sidang itu menyusul hasil tes swab Covid-19 anggota Dewan Pengawas (Dewas) beberapa waktu lalu. Dari tiga orang anggota Dewas yang dites, seorang diantaranya dinyatakan positif Covid-19. Yakni, Syamsuddin Haris. Sejak Jumat (18/9) malam, Haris tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Pertamina.
Sementara hasil tes swab ketua Dewas Tumpak Hatorangan Panggabean dan Albertina Ho dinyatakan negatif. Untuk diketahui, tiga anggota Dewas tersebut tercatat sebagai majelis etik dalam sidang dugaan pelanggaran etik Filri. Tumpak selaku ketua majelis. Sementara Haris dan Albertina Ho merupakan anggota majelis.
”Perkembangan terkait jadwal sidang etik (Firli) akan kami informasikan lebih lanjut,” kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, kemarin (20/9). Ali belum bisa memastikan apakah Haris bisa mengikuti agenda sidang etik. Itu mengingat sampai kemarin Haris masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dia juga belum memastikan apakah pembacaan putusan tetap dilakukan Rabu mendatang.
Sementara itu, Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman berharap putusan tersebut tetap dibacakan sesuai jadwal. Sebab, sebelumnya sidang tersebut sempat tertunda. Semula, pembacaan putusan direncanakan digelar pada Selasa (15/9) pekan lalu. Namun dibatalkan lantaran anggota Dewas harus menjalani tes swab Covid-19 di hari itu.
”Pembacaan (putusan) bisa diwakili (anggota Dewas) yang lain asal minimal 3. Artinya, tanpa kehadiran Syamsuddin Haris, putusan itu tetap bisa dibacakan,” ujar Boyamin yang merupakan pelapor dugaan pelanggaran etik Firli karena naik helikopter mewah ke Baturaja, Sumatera Selatan (Sumsel) itu. (tyo)
