Terombang-ambing Dua Hari, Mi Instan Sebungkus Dibagi Rata

- Rabu, 21 Oktober 2020 | 11:53 WIB
SELAMAT: Kru Hikmah Bahari yang sempat terombang-ambing di laut lepas berhasil selamat dan kondisinya terus membaik saat ditemui harian ini.   RAMA SIHOTANG/KP
SELAMAT: Kru Hikmah Bahari yang sempat terombang-ambing di laut lepas berhasil selamat dan kondisinya terus membaik saat ditemui harian ini. RAMA SIHOTANG/KP

Dua hari enam pelaut terombang-ambing di laut lepas. Berpegang rakit tanpa arah yang jelas. Mengikuti angin dan ombak. Mi instan menjadi pengganjal perut untuk bertahan hidup.

 

LANGIT masih biru cerah ketika Roni, juru mudi KM Hikmah Bahari berlayar dari Pelabuhan Teratai, kawasan Muara Berau, Kamis (15/10). Pelayaran menggunakan Kapal Pinisi Hikmah Bahari yang mengangkut 700 ton kernel kelapa sawit. Tujuannya Bitung, Sulawesi Utara.

Biasanya, dalam waktu empat hari, kapal yang membawa Suradi (kapten), Roni (juru mudi), Kasmin Asarekat (oli man), Rifandi (juru mudi), serta Darmansyah (juru mudi), dan Sunur (komando kamar mesin), sudah bisa berlabuh di dermaga. Namun, baru sehari perjalanan, belum juga sampai Selat Makassar, Roni dan lima kawannya dihadapkan dengan badai. Langit hitam tiba-tiba berada tepat di atas kapal. Angin kencang dengan ombak laut ketinggian rata-rata 3 meter saling bergantian menerpa badan kapal.

"Awalnya teduh aja. Tapi tiba-tiba siang, sekitar pukul 13.00 Wita langsung gelap. Ada badai. Kalau kembali lebih bahaya, karena bisa langsung disapu gelombang dari depan, dan bisa langsung tenggelam," terang Roni yang ditemui di Pelabuhan Samarinda setelah dievakuasi, kemarin (20/10).

Tingginya gelombang hingga mencapai geladak kapal. Bahkan hingga masuk ke pintu yang menuju kamar mesin. Air laut seketika memenuhi ruangan mesin. Hingga mesin terendam. Berupaya menjaga tetap menyala, dua orang berjaga. Apa daya, air yang sudah merendam, membuat mesin terhenti. 

"Pintu itu memang dibuka untuk cek mesin. Biasanya enggak masuk, tapi air sudah keterlaluan. Semua di kamar mesin. Awalnya belum mati, tapi namanya terendam tidak sampai sejam mati mesin," kenang pria 44 tahun tersebut sembari menggosok kulitnya yang terkelupas karena terik matahari.

Kapal yang tanpa tenaga pendorong hanya bisa terombang-ambing di tengah badai. Sejam lamanya badai juga tak kunjung reda. Badan kapal sudah mulai miring ke kanan. Para awak langsung sigap menyiapkan rakit di bawah instruksi Suradi selaku kapten kapal. Rakit didorong ke laut. Kemudian para awak kapal langsung menaiki.

"Kapal itu awalnya miring. Kami langsung naik rakit. Jadi enam di rakit. Pakai life jacket semua. Rakit itu juga terbalik posisinya. Yang bawah malah di atas tapi tidak apa-apa, bisa jadi pegangan," jelas bapak satu anak itu.

Lantaran berburu dengan waktu, pria yang telah menjadi pelaut sejak 2006 hanya menyiapkan keperluan seadanya. Makanan yang dibawa hanya 15 bungkus mi instan. Tanpa membawa air tawar. "Memang disiapkan di kapal. Tapi namanya air sudah masuk (kapal) semua jadi ambil seadanya," terangnya.

Setelah setengah jam terombang-ambing menggunakan rakit, barulah badai mereda. Para kru kapal hanya bisa saling merapatkan diri untuk menghangatkan badan.

"Ada sekitar empat jam badai itu. Cuma di rakit setelah karam. Tidur juga di rakit. Itu juga tidur enggak tenang," timpal Rifandi selaku juru mudi.

Dua hari lamanya, enam kru Kapal Hikmah Bahari hanya bisa mengandalkan rakit yang semakin mengarah ke Selat Makassar. Hanya berharap ada pertolongan. Ketika ada badai kembali menghampiri, hanya berpegang erat pada tali rakit.

Untuk bertahan hidup dan menekan lapar, keenamnya hanya bisa mengandalkan mi instan. Dalam sehari hanya sebungkus mi yang dikonsumsi. Itu harus dibagi rata.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X