Presiden Minta Soal Vaksin Jangan Tergesa-Gesa

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 17:27 WIB

JAKARTA– Urusan vaksinasi Covid-19 menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Dia meminta persoalan vaksinasi tidak tergesa-gesa. Harus dipersiapkan dengan matang. Sebab dia memperkirakan persoalan vaksinasi di lapangan nanti sangat komplek.

Secara khusus program vaksinasi itu dibahas dalam rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka Jakarta kemarin (19/10). Dia mengatakan informasi soal vaksinasi Covid-19 tidak tergesa-gesa disampaikan di masyarakat. ’’Menyangkut nanti persepsi di masyarakat. Kalau komunikasinya kurang baik, bisa terjadi seperti UU Cipta Kerja,’’ kata Jokowi dalam pidato pengantarnya.

Jokowi meminta persiapan program vaksinasi Covid-19 dipersiapkan dengan baik. Termasuk urusan komunikasi publiknya. Diantaranya menyangkut informasi soal halal dan haram vaksin, harga, kualitas, dan sistem distribusinya seperti apa. Jokowi juga mengingatkan tidak semua informasi soal vaksin itu disampaikan ke publik. Khususnya tentang harga, tidak harus disampaikan ke publik.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, titik kritis vaksinasi Covid-19 adalah pada tahap implementasinya. ’’Jangan anggap mudah implementasinya,’’ kata dia. Penetapan pihak-pihak mana saja yang disuntik vaksin terlebih dahulu harus dipetakan. Kemudian juga wajib disampaikan ke publik kenapa pihak-pihak itu mendapatkan jatah vaksin lebih dahulu.

Kemudian urusan siapa saja yang mendapatkan vaksin secara gratis dan vaksin dengan biaya mandiri, juga harus dijelaskan dengan baik ke masyarakat. Jokowi tidak ingin proses vaksinasi nanti dihantam isu dan dipelintir. ’’(Bisa memicu, Red) Demo lagi. Karena masyarakat dalam masa sulit,’’ jelasnya.

Jokowi menjelaskan program vaksinasi gratis nanti menjadi urusannya Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sedangkan untuk vaksinasi berbayar atau mandiri menjadi urusan Kementerian BUMN dengan perusahaan-perusahaan pelat merah terkait.

Dia meminta persiapan di lapangan harus dimaksimalkan. Untuk mendukung implementasi vaksinasi Covid-19 nanti perlu dipersiapkan program pelatihan atau training mulai sekarang. ’’Jangan anggap enteng (implementasi vaksinasi, Red),’’ kata Jokowi. Dia meminta program pelatihan itu melibatkan perwakilan WHO di Indonesia.

Dia menjelaskan vaksin Covid-19 butuh perlakuan khusus. Bahkan antara satu merek dengan merek lainnya, penanganannya berbeda-beda. Mulai dari penyimpanan, proses distribusi dan lainnya. Seperti selama proses distribusi apakan bisa digoncang-goncang atau tidak. ’’Ini bukan barang gampang. Saya yakin tidak mudah,’’ jelasnya.

Dia juga menyampaikan sudah mendapatkan laporan untuk vaksin Covid-19 dari AstraZeneca diperkirakan tiba pertama kali bulan April tahun depan. Setiap bulannya Indonesia mendapatkan sebelas juta dosis. Dengan total seratus juta dosis.

Pada kesempatan lain, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto memaparkan bahwa penemuan vaksin Covid-19 bukan berarti akhir dari pandemi ini. Vaksinasi menurut Yuri akan membuat seseorang tidak sakit. Namun tidak melindungi penerima vaksin dari paparan virus Covid-19. ”Dalam penanggulangan pandemi ini yang utama adalah melaksanakan protokol kesehatan,” ucapnya kemarin.

Vaksin ditujukan untuk memberikan kekebalan agar ketika terpapar virusnya tidak menjadi sakit. Menurutnya masyarakat harus paham bahwa sekalipun sudah tervaksin harus menjaga agar tidak terpapar virus Covid-19. Jika tidak maka di dalam tubuh akan kebal namun bisa terpapar virus. Lalu bisa jadi virus tersebut bisa menular kepada orang lain yang belum divaksin. ”Bila orang yang tertular ini memiliki faktor risiko seperti ada komorbit maka akan jatuh sakit,” kata Yuri. Dia menegaskan bahwa vaksin tidak boleh dianggap sebagai penyelesaian akhir pandemi ini.

Penelitian vaksin Covid-19 sendiri sudah lebih dari 39 kandidat. Namun tahapannya berbeda. Ada vaksin yang masih uji coba di laboratorium, ada yang sudah uji klinis fase 3. ”Seluruh dunia sedangan mengidentifikasi yang sudah selesai uji klinis fase 3,” kata Yuri.

Pemerintah Indonesia pun mencari vaksin yang sudah siap dan aman digunakan. Untuk itu ada tim yang ditugaskan berkunjung ke beberapa negara yang sedang membuat vaksin Covid-19. Tiongkok salah satunya. Sebab di Negeri Tirai Bambu itu meneliti berbagai jenis vaksin Covid-19. Misalnya saja dari Sinovac dan Sinopharm.

Produk vaksin dari Sinovac yang sudah jadi akan dikirim ke Indonesia dalam dua tahap. Tahap pertama 15 juta dosis dikirim November. Pada Desember akan dikirim lagi 15 juta dosis vaksin Covid-19. Untuk masing-masing pengiriman dapat digunakan 7,5 juta orang. Sebab, untuk vaksin ini diberikan dua kali dalam selang waktu 14 hari.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X