MAKKAH – Pemerintah Arab Saudi mulai melonggarkan aturan protokol kesehatan. Kasus Covid-19 di negara tersebut mulai terkendali. Minggu (18/10), untuk kali pertama dalam tujuh bulan terakhir, penduduk dan ekspatriat diperbolehkan untuk salat berjamaah di Masjidilharam, Makkah. Masjid Nabawi di Madinah juga mulai dibuka.
Pada hari yang sama, pembukaan fase kedua umrah juga dilakukan. Per hari diizinkan 15 ribu orang. Itu setara dengan 75 persen kapasitas Masjidilharam. Pada fase pertama 4 Oktober lalu, per hari hanya diizinkan 6 ribu orang. Mereka yang mendapatkan izin umrah pada fase pertama dan kedua tersebut masih terbatas penduduk setempat dan ekspatriat saja.
Fase ketiga dimulai 1 November nanti. Pada tahap itu, kapasitas Masjidilharam dibuka 100 persen. Yaitu, setara dengan 20 ribu jamaah umrah per hari dan 60 ribu warga yang beribadah biasa.
’’Jamaah dan pengunjung dari negara-negara yang bebas risiko kesehatan Covid-19 akan diizinkan masuk,’’ bunyi pernyataan dari pihak Kerajaan Arab Saudi seperti dikutip Gulf Business.
Belum diketahui negara mana saja yang sudah masuk daftar bebas risiko penularan Covid-19 itu. Yang jelas, seluruh aturan baru dicabut dan ibadah normal kembali ketika pandemi berakhir.
Pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan ketat bagi yang berkunjung ke Masjidilharam dan Masjid Nabawi. Mulai cek suhu tubuh, wajib memakai masker, hingga salat dengan menjaga jarak. Hand sanitizer tersedia di berbagai sudut masjid. Hajar Aswad juga dilarang disentuh. Selain itu, ada batasan maksimal untuk tiap jamaah umrah. Yaitu, kurang lebih tiga jam.
Masjidilharam disterilkan secara berkala. Presiden Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci Syekh Dr Abdulrahman Bin Abdulaziz Al Sudais mengungkapkan, Masjidilharam dan Masjid Nabawi disterilkan dengan menggunakan teknologi ozon. ’’Ini ramah lingkungan,’’ ujar Al Sudais seperti dikutip Saudi Gazette. (sha/c7/bay)