Filmnya Jadi Raja di Negeri Sendiri, Tiongkok Kuasai Box Office

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 17:19 WIB
Film My People, My Homeland meraup pendapatan USD 19,1 juta (Rp 280,8 miliar) pada akhir pekan lalu.
Film My People, My Homeland meraup pendapatan USD 19,1 juta (Rp 280,8 miliar) pada akhir pekan lalu.

SHANGHAI– Industri perfilman dan bioskop Amerika Utara lumpuh akibat pagebluk. Pengumpul pendapatan box office terbesar kini resmi disandang Tiongkok. Mengutip data Artisan Gateway, hingga Minggu (18/10), penjualan tiket di Negeri Panda itu mencapai USD 1,988 miliar (Rp 29,23 triliun). Nominal tersebut menyalip catatan Amerika Utara yang sementara mandek di kisaran USD 1,937 miliar (Rp 28,482 triliun).

Bergairahnya perfilman Tiongkok adalah bagian percepatan pemulihan ekonomi pada kuartal ketiga 2020. Sebab, selama enam bulan pertama tahun ini, negara itu mati suri akibat pandemi Covid-19. Mulai pertengahan tahun ini, bioskop di Tiongkok dibuka. Pemerintah mengizinkan bioskop terisi hingga 75 persen dari total kapasitas.

Meski tercatat tinggi, Artisan Gateway mengungkapkan bahwa raihan Tiongkok yang nyaris USD 2 miliar itu hanya tiga perempat dari pendapatan tahun lalu pada periode yang sama. Analis box office memprediksi bisnis bioskop Tiongkok menjadi yang paling sehat hingga akhir 2020. Gap pendapatan dengan Amerika Utara pun akan makin lebar.

Di tengah situasi pandemi, film Tiongkok menjadi raja di negeri sendiri. Posisi lima besar box office diisi film produksi dalam negeri. Akhir pekan lalu, misalnya, posisi pemuncak diduduki My People, My Homeland. Film tersebut meraup pendapatan USD 19,1 juta (Rp 280,8 miliar) pada akhir pekan lalu. Proyek omnibus bernuansa patriotik itu telah bercokol di peringkat pertama selama tiga pekan. Selama itu pula, film tersebut berhasil mengantongi sekitar USD 360 juta (Rp 5,292 triliun).

Situasi itu berbanding terbalik dengan Amerika Serikat. Industri perfilman di sana lesu. Bioskop pun ditutup lantaran tingginya peningkatan kasus Covid-19. Buntutnya, penayangan beberapa film yang siap rilis terpaksa ditunda. Misalnya, film produksi Marvel Studios Black Widow dan No Time to Die, film Bond terakhir Daniel Craig. Produksi film juga mandek.

Bisnis bioskop tidak kalah merana. Meski bioskop telah mengantongi izin buka, pendapatan yang diraih tidak memuaskan. Film action Liam Neeson Honest Thief yang dirilis pada 16 Oktober menjadi pemuncak box office Amerika Utara. Besarannya tidak fantastis. Cuma USD 3,7 juta (Rp 54,4 miliar).

Lesunya industri hiburan bahkan membikin AMC, salah satu chain bioskop besar di sana, bangkrut. Mengutip Deadline, AMC menyatakan terancam kehilangan aset bulan depan jika tidak ada pelonggaran peraturan pembukaan bioskop. (fam/c14/ayi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X