Buntut penundaan kompetisi, PT LIB bakal memberikan kompensasi senilai Rp 25 juta bagi kontestan Liga 2. Jumlah tersebut dianggap tak impas dengan pengeluaran klub yang sangat besar.
BALIKPAPAN - Manajer Persiba Indra Wijaya menyebut, besaran kompensasi yang diberikan operator terlalu kecil. Angka itu, kata dia, masih jauh dari anggaran yang dihabiskan Persiba dalam satu bulan.
“Persiba sebulan pengeluarannya bisa sampai Rp 200 jutaan. Selama ini kami juga tidak pernah telat bayar gaji meski ada pandemi Covid-19,” terang Indra.
Di sisi lain, Indra juga menilai mestinya PSSI punya sikap yang lebih tegas terhadap nasib kompetisi. Jika dibatalkan pun, dia mengaku tak jadi soal. Pun jika liga baru bisa bergulir setelah pilkada usai.
“Segera saja diberi kepastian. Jika dibatalkan kapan dimulai lagi. Pun jika ditunda beri kepastian jadwal, jangan digantung,” ujar dia mengeluh. Sekretaris Tim Persiba Rahmad Sumanjaya mengatakan, soal kompensasi memang sempat dibahas pada pertemuan di Jogjakarta belum lama ini.
“Kenapa nilainya segitu. Ini kan semacam painkiller, tidak memberikan solusi yang tepat,” ujar dia. Pemberian kompensasi ini merupakan kebijakan PSSI dan ketua umum lantaran ada penundaan liga.
Direktur Utama PT LIB Ahmad Hadian Lukita mengatakan, untuk kontestan Liga 1 nilai kompensasi bakal dirumuskan dengan nilai yang berbeda. (hul/abi/k16)