Hotel Alih Fungsi, Sementara Jadi Tempat Isolasi, Siapkan Dana Tambahan

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 10:09 WIB
CEGAH PENULARAN: Hotel Kutai Permai di Jalan Yos Sudarso 1, Sangatta Utara, dipilih menjadi rumah isolasi pasien Covid-19. LELA RATU SIMI/KP
CEGAH PENULARAN: Hotel Kutai Permai di Jalan Yos Sudarso 1, Sangatta Utara, dipilih menjadi rumah isolasi pasien Covid-19. LELA RATU SIMI/KP

Semakin mengkhawatirkan, meningkatnya angka Covid-19 di Kutim membuat pemkab harus mengatur strategi. Pasalnya, penularan melonjak dari terkonfirmasi yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Salah satu alternatif yakni menjadikan Hotel Kutai Permai jadi tempat isolasi.

 

SANGATTA – Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim Bahrani Hasanal mengatakan, hotel itu mulai dikontrak sejak kemarin (19/10) guna menampung pasien terkonfirmasi positif virus corona. "Di sana akan menampung pasien OTG atau gejala ringan," jelasnya. Menurut dia, isolasi mandiri yang dilakukan di rumah sangat berpotensi menularkan kepada anggota keluarga lain. Jadi, dia menduga, hal itu memicu lonjakan angka semakin signifikan. "Kami menduganya seperti itu, yang isolasi mandiri di rumah menjadi sumber penularan lonjakan," tambahnya.

Di hotel tersebut, tersedia 40 kamar dengan 60 ranjang tidur. Jika ditemukan kasus lagi, ucap dia, pasien akan diboyong ke hotel tersebut. "Tiga dipakai petugas, sisanya untuk pasien," sambungnya. Jika berharap pada RSUD Kudungga, akan overkapasitas. Terlebih, saat ini rata-rata angka terus melonjak dalam dua pekan terakhir, bahkan setiap hari mencapai 20–30 orang. Untuk itu, perlu tempat khusus untuk menekan angka pandemi. "Sekarang sudah 804 yang terkonfimasi, di antaranya yang sembuh mencapai 500 orang. Masih ada 250 yang perlu diisolasi. RSUD Kudungga kan hanya menampung 60 pasien," jelasnya.

Penularan saat ini, kata dia, malah banyak dari dalam Kaltim. Hal itu disebabkan karena tidak ada posko pengawasan, sehingga pendatang mudah keluar-masuk Kutim. "Beberapa waktu lalu klaster Sulawesi dan Jawa yang mendominasi, tapi sekarang malah banyak dari Bontang, Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, pokoknya dari Kaltim," sambungnya.

Pihaknya telah menganggarkan sekitar Rp 10 juta per hari atau Rp 750 juta hingga akhir tahun hanya untuk alokasi penyewaan kamar inap. "Biaya disediakan pemda. Kami kontrak selama 75 hari sampai 31 Desember," jelasnya. Namun, belum ada pengadaan alat kesehatan bagi pasien, sehingga harus anggaran tambahan perlu disediakan selama isolasi di hotel. "Kami tetap siapkan anggaran lagi untuk menyediakan alat. Nanti pasien diberi alat tensi sendiri, kemudian pasien melapor via handphone ke tenaga medis. Belum lagi membeli vitamin, ya harus prepare biaya tambahan," kuncinya. (*/la/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X