NATURAL: Aliran dari air terjun Narkata memecah melalui sela-sela batu yang berukuran besar.
"Untuk perjalanan menuju ke sana saja harus melewati jalan perusahaan sawit dan log. Kemudian saat memasuki pintu rimba (akses utama menuju air terjun Narkata), agak sulit ditembus, karena jalanannya masih tanah hitam. Apalagi setelah hujan, becek tidak beraturan," tuturnya. "Kami atur ritme perjalanan, kalau capek istirahat sebentar," tambahnya.
Selain logistik yang memadai, pemilihan perlengkapan, ucap dia, tidak kalah krusial. Alas kaki seperti sepatu trekking alias sepatu gunung sangat dianjurkan. "Sebelum perjalanan, saya mengingatkan teman-teman di rombongan agar pakai kelengkapan outdoor atau adventure. Itu sangat menolong kami untuk tetap nyaman sampai ke tujuan," tambahnya.
Lelahnya perjalanan selama sembilan jam seketika sirna ketika sibakan daun terakhir menampilkan pesona alami air terjun Narkata. Berada di dataran tinggi membuat air terjun bertatapan dengan hamparan rimba Kutim yang masih natural.
Karena masih begitu alami, dia mengingatkan agar para pengunjung benar-benar memerhatikan kebersihan selama perjalanan. Pastikan tidak meninggalkan sampah sepanjang perjalanan pergi hingga pulang. “Jangan berbuat kerusakan. Ini adalah aset pariwisata yang harus dijaga bersama-sama,” tegas dia. (*/la/ndy/k16)