Pesona Air Terjun Narkata

- Senin, 19 Oktober 2020 | 17:06 WIB
MASIH ALAMI: Air terjun Narkata menjadi salah satu calon destinasi wisata alam baru yang potensial di Kutai Timur.
MASIH ALAMI: Air terjun Narkata menjadi salah satu calon destinasi wisata alam baru yang potensial di Kutai Timur.

Takkan mudah untuk menjamah keindahannya yang bak surga. Perlu upaya ekstra untuk bisa mengjangkau air terjun Narkata.

 

GEMURUH yang riuh memecah kesunyian rimba di kawasan Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Asalnya dari limpasan air yang mengalir bebas dari tebing berketinggian 30 meter. Orang sekitar sana menamainya air terjun Narkata. Nama itu disadur dari perusahaan kayu gelondong yang wilayah operasinya mencakup keberadaan cagar itu.

Keberadaan air terjun Narkata sejatinya sudah awam diketahui warga sekitar maupun kalangan pemburu keindahan alam Bumi Etam. Namun, untuk mencapai ke tempat tersebut tergolong menantang. Pasalnya, akses ke kawasan tersebut benar-benar jauh dari kata layak. Belum lagi waktu tempuhnya yang begitu panjang.

Bukan akses dari pintu masuk ke lokasi air terjun, melainkan jalan utama untuk menuju ke pintu masuk. Jalan berlumpur adalah tantangan terbesarnya. Berangkat dari Sangatta, ibu kota Kutim, setidaknya perlu waktu sembilan jam—dalam keadaan santai—untuk mencapai air terjun Narkata.

-

MENANTANG: Tidak memiliki jalur resmi membuat air terjun Narkata cukup sulit untuk dijangkau selain melalui jalur berbatu dan bertanah labil.

“Jadi, memang perlu kesiapan fisik yang prima untuk bisa mencapai ke tujuan ini,” jelas Tio. Dia salah seorang pengurus Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kutim. Dia bersama anggota HPI Kutim lainnya mengunjungi kawasan tersebut, belum lama ini.

Dari Sangatta, memerlukan waktu sekira 1,5 jam untuk mencapai Kecamatan Bengalon. Dari Bengalon, perjalanan dilanjutkan ke kawasan Muara Wahau selama tiga jam. Nah, dari kawasan Muara Wahau menuju Pintu Rimba—pintu masuk ke kawasan air terjun Narkata—memakan waktu sekira empat jam.

Di sini tantangan itu bermula. Pelancong akan berhadapan dengan jalan yang sebagian besar masih berupa tanah liat. Berdebu kala gersang. Licin dan menjebak ketika hujan baru berlalu. Karena itu, selain kondisi fisik yang prima, para pelancong dianjurkan menggunakan perlengkapan outdoor untuk menunjang kegiatan yang menantang.

"Jika di Jawa air terjunnya mudah didatangi, apalagi kalau jadi tempat wisata, tinggal datang langsung sampai. Kalau di Kutim, kita harus trekking dulu," ujarnya saat diwawancarai Kaltim Post, Sabtu (10/10).

Dia pun menganjurkan agar calon pengunjung bisa mempersiapkan logistik yang memadai. Termasuk mengatur asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan energi sepanjang perjalanan ke lokasi. Bekal makanan berat hingga camilan seperti cokelat atau gula merah disarankan untuk menjadi sumber energi.

-

NATURAL: Aliran dari air terjun Narkata memecah melalui sela-sela batu yang berukuran besar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X