Kasus Cai Changpan, Motif Gantung Diri Misterius

- Senin, 19 Oktober 2020 | 16:49 WIB

JAKARTA– Kabar tewasnya narapidana (napi) asing asal Tiongkok, Cai Changpan alias Cai Ji Fan alias Antoni masih menyisakan misteri. Hingga saat ini, pihak kepolisian belum dapat memastikan motif dibalik tewasnya terpidana mati kasus narkoba yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang tersebut.

Bersamaan dengan kabar itu, beredar potongan video detik-detik penemuan jasad yang diduga Cai Changpan di sebuah gubuk beratap asbes di area pembakaran ban. Dalam video itu nampak sosok laki-laki mengenakan topi, kaus dan celana lusuh dalam posisi berdiri yang tidak sempurna. Dua kakinya menekuk. Juga terdapat seutas tali yang melingkar di bagian leher.

Video itu menunjukkan area lokasi penemuan jasad berada di antara perbukitan dan rimbunan pohon bambu. Saat dilihat secara teliti, sekilas terlihat rentang tali tidak terpaut jauh antara leher dan kayu tambatan. Kira-kira hanya satu meter. Jika laki-laki itu berdiri sempurna, rentang jarak tali itu kemungkinan besar akan terlihat lebih pendek.

Pada Sabtu (17/10) Polda Metro Jaya mengonfirmasi penemuan jasad Cai Changpan di area pembakaran ban sekitar hutan Jasinga, Bogor. Jasad itu diklaim sebagai Cai Changpan, terpidana yang kabur dari Lapas Kelas 1 Tangerang pada 14 September lalu dengan cara menggali terowongan sepanjang 30 meter selama 8 bulan. Lubang itu tembus ke gorong-gorong luar lapas sisi kiri.

Kaburnya Cai Changpan melalui lubang terowongan itu mirip dengan cara kabur Andy Dufresne dalam film The Shawshank Redemption. Bedanya, Andy kabur tanpa diketahui siapapun. Sementara pelarian Cai Changpan diduga dibantu dua petugas Lapas Kelas 1 Tangerang. Polisi telah menetapkan dua petugas tersebut sebagai tersangka.

Di sisi lain Direktur Eksekutif Indonesian Club Gigih Guntoro menilai pihak kepolisian harus transparan dalam penemuan jasad pria yang diklaim mirip Cai Changpan. Pun, polisi mestinya tidak sekadar melakukan otopsi. Tapi juga harus melakukan tes DNA untuk memastikan bahwa jasad itu adalah Cai Changpan. ”Cai Changpan memiliki rekam jejak pelatihan militer,” ujarnya.

Gigih menyebut motif gantung diri sebagaimana klaim kepolisian harus diperjelas. Penjelasan itu untuk menjawab spekulasi publik. ”Kenapa Cai Changpan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, padahal dia sudah bebas di luar?,” terangnya. ”Dan perlu diingat, Cai Changpan ini bagian dari sindikat narkoba, mana mungkin jejaringnya tidak melindungi ketika sudah di luar?.”

Terpisah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kakanwil Kemenkum HAM) Banten Andika Dwi Prasetya mengatakan pihaknya masih menunggu hasil otopsi jasad pria gantung diri yang diklaim mirip Cai Changpan itu. Meski belum menerima laporan resmi, dia meyakini bahwa pria itu adalah Cai Changpan. Sebab, kata dia, terdapat ciri fisik yang sama. Yakni tato di bagian dada kanan dan kirinya.

”Itu yang berdasarkan di lapangan menurut lapas, tatonya sama yang di data. Tato di dada dan kanan kirinya sama yang di data. Itu saja, kalau yang lain belum. Yang kita pastikan optopsi dulu,” ujarnya.

Andika mengaku akan berkoordinasi dengan keluarga dan kedutaan besar Tiongkok yang ada di Indonesia. Mengingat, Cai merupakan warga negara asing (WNA) Tiongkok. ”Ketetapan nanti mau di makam ke mana apakah di bawa ke negara asalnya atau anak istirnya di Tenjo situ. Itu nanti bagaimana kesepakatan keluarga pihak kedutaan dan di lapas,” jelasnya.

Dia juga memastikan, meninggalnya Cai tidak akan menghentikan proses penyelidikan atas keterlibatan petugas lapas dalam kaburnya napi dengan vonis hukuman mati itu. Sejauh ini terdapat lima petugas Lapas yang dianggap bertanggung jawab dalam pelarian Cai Changpan. Dua diantaranya yang berinisial S telah ditetapkan tersangka oleh kepolisian.

”Penegasan hukum kepada yang bersangkutan (petugas lapas yang menjadi tersangka) sampai kalau diproses berjalan terus tentunya sampai petugas pengadilan. Kapan pengungkapan benar atau tidak dia terlibat nanti di pengadilan persidangan,” katanya.

Aroma kejanggalan dalam pelarian Cai Changpan sudah terendus sejak awal. Pun, cara kabur serupa pernah terjadi di Lapas Kelas II-A Kerobokan, Bali pada 19 Juni 2017. Kala itu, ada empat napi asing yang melarikan diri dengan cara melewati terowongan atau jalan air. Sama dengan di Lapas Kelas 1 Tangerang, ada keterlibatan petugas lapas dalam pelarian tersebut.

Kejanggalan kaburnya Cai Changpan dapat dilihat dari beberapa temuan di lapangan. Salah satunya, tidak ada bekas galian terowongan yang terdeteksi pihak lapas selama sekitar 8 bulan. Bekas keramik yang dicopot Cai Changpan juga tidak diketahui petugas. Pun, Cai Changpan kabur saat dini hari dengan melewati rawa di tengah-tengah pemukiman warga, bukan jalan umum. (tyo/dom)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Desak MK Tak Hanya Fokus pada Hasil Pemilu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:36 WIB

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB
X