Otomotif Beri Kontribusi Signifikan

- Senin, 19 Oktober 2020 | 15:57 WIB
Agus Gumiwang Kartasasmita
Agus Gumiwang Kartasasmita

 Meski menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi, kinerja industri otomotif terus dipacu lajunya. Hal itu diharapkan bisa dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi nasional.  

Berbagai kebijakan dan stimulus telah dirancang pemerintah guna membangkitkan kembali gairah usaha para produsen kendaraan bermotor tersebut. ”Apalagi, industri otomotif merupakan satu dari tujuh sektor yang mendapat prioritas pengembangan dalam implementasi industri 4.0 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, akhir pekan.

 Menperin menyebutkan, potensi pengembangan industri otomotif sangat besar. Apalagi, Indonesia menjadi pasar terbesar kendaraan bermotor di Asean. Dari sekitar sembilan negara, kontribusi RI mencapai 32 persen. “Pada 2019, lebih dari 1 juta kendaraan dijual di dalam negeri, dan 300.000 telah diekspor ke seluruh dunia,” tambahnya. 

Bahkan, keunggulan produk otomotif yang dibuat oleh pabrikan di RI telah diakui hingga kancah global. Hal itu tercermin dari capaian RI yang menjadi negara eksportir kendaraan completely built up (CBU) ke lebih dari 80 negara tujuan. Lima negara tujuan utama tersebut di antaranya, yaitu Filipina, Saudi Arabia, Jepang, Meksiko, dan Vietnam.  

Agus menambahkan, penjualan kendaraan roda empat atau lebih pada Juli lalu menembus angka 25.200 unit atau naik 100 persen dibandingkan bulan sebelumnya. “Penjualan Agustus mencapai 37.200 unit atau naik 47 persen dari bulan Juli,” sebutnya.

 Sementara itu, produksi kendaraan bermotor roda empat sepanjang tahun 2019 mencapai 1,28 juta unit dengan total nilai investasi hingga Rp 92,87 triliun. Sektor itu mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,5 juta orang di dalam ekosistem kendaraan bermotor. 

“Begitu juga industri kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga pada tahun 2019, mencapai 7,29 juta unit. Sebanyak 810.000 unitnya untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor,” paparnya.

 Agus melanjutkan, saat ini ada peluang yang cukup besar dalam menopang industri otomotif di tanah air, yakni dengan adanya industri modifikasi kendaraan yang semakin tumbuh dan berkembang. “Sebab, perkembangan industri modifikasi juga berdampak pada meningkatnya penjualan otomotif secara nasional,” terangnya. 

Terlebih, industri modifikasi merupakan sektor berskala kecil dan menengah yang mampu membuka banyak lapangan kerja sekaligus menggairahkan perekonomian nasional. Hal itu sesuai dengan program prioritas Presiden Joko Widodo dan sejalan dengan tujuan Undang-Undang Cipta Kerja. 

“Kemajuan industri modifikasi telah meningkatkan daya saing produk-produk dalam negeri. Selain itu, seiring dengan perkembangan industri otomotif, perkembangan industri jasa aftermarket juga kian berkembang positif,” imbuhnya. 

Beberapa indikator perkembangan industri modifikasi kendaraan ditandai dengan munculnya beberapa event nasional, Indonesia Modification Expo (IMX) 2020. Secara produk, beberapa karya anak bangsa telah mampu bersaing secara internasional. 

Pelaku usaha menambahkan bahwa otomotif dapat menjadi kontributor andalan perekonomian Indonesia. Di kesempatan sebelumnya, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mengatakan bahwa peningkatan permintaan dari dalam negeri bisa menjadi porsi strategis daripada mengandalkan permintaan dari negara lain.

 Hanya saja perlu beragam upaya untuk terus meningkatkan potensinya yang masih jauh dari proyeksi. Konsumsi atau kepemilikan kendaraan bermotor Indonesia hanya menyentuh 87 dari 1000 orang. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dari Brunei Darussalam (711), Malaysia (439), Thailand (228), dan Singapura (147). ”Harusnya domestik kita bisa menyerap 3 juta kendaraan. Jika keadaannya begitu akan mendorong industri untuk terus berkembang,” ujarnya. 

Indonesia menjadi pasar terbesar mobil di Asean dengan kontribusi sebesar 32 persen dari total 9 negara yang ada. Penjualan mobil di Indonesia mayoritas berada di kisaran Rp 200-300 juta yang dipengaruhi oleh pendapatan perkapita nasional yang masih berada di kisaran USD 4.000. (agf/dee)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Eksistensi Usaha Minimarket Kian Tumbuh

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20 WIB

Harga Daging Sapi di Kutai Barat Turun

Sabtu, 27 April 2024 | 10:00 WIB

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X