Menkes Kurang Dipercaya Publik, Angka Kepercayaan Masih di bawah 50 persen

- Senin, 19 Oktober 2020 | 15:55 WIB
Terawan Agus P
Terawan Agus P

JAKARTA- Kinerja Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto terus menjadi sorotan. Hal itu tidak lepas dari situasi pandemi yang belum juga terkendali. Imbasnya, kepercayaan publik terhadap menteri kelahiran Jogjakarta itu masih stagnan di bawah 50 persen. 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dibanding Juli 2020 lalu, kepercayaan kepada Terawan saat ini mengalami sedikit kenaikan. Saat itu, angka kepercayaan anjlok diangka 39,7 persen

 Meski di survei september 2020 mengalami kenaikan, namun angkanya belum cukup memuaskan. “Pak Terawan masih lebih rendah, sekitar 45,6 persen,” ujarnya dalam rilis survei yang digelar daring, (18/10). Rinciannya cukup percaya 44,6 persen dan sangat percaya 1 persen.

 Angka tersebut, lanjut dia, lebih rendah dibandingkan angka kepercayaan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo. Per september, 60,7 persen publik masih mempercayai presiden. Hanya turun 0,2 dibanding Juli lalu. 

Burhanudin mengatakan, rendahnya kepercayaan publik terhadap Menkes sepenuhnya disebabkan oleh penanganan COVID. Kiprah Terawan dinilai belum cukup terlihat. Di sisi lain, sejumlah pernyataan kontroversial yang dilontarkan di awal pandemi lalu masih menjadi sentimen negatif. “Kalau di twitter bahkan di bawah 20 persen (kepercayaannya),” imbuhnya. 

Survei itu juga memotret kepuasanan publik terhadap pemerintah pusat. Hasilnya, di bulan september kepuasan mencapai 66,3 persen atau naik signifikan dibanding bulan Juli. Saat itu, kepuasan terhadap pemerintah berada di angka 60,2 persen. 

Burhanudin memprediksi, kenaikan terhadap kinerja pemerintah didorong oleh berbagai program stimulus yang digelontorkan pemerintah. Mulai dari bansos, bantuan UMKM, subsidi gaji dan sebagainya. 

Hal itu, terlihat dari angka kepuasan yang banyak disumbang oleh kelompok menengah ke bawah. “Salah satunya karena bansos yang dinikmati kelas menengah bawah,” imbuhnya. 

Sementara di kalangan menengah atas, kepuasan terhadap pemerintah. Selain tak tersentuh program sosial, kelas atas lebih mendapat informasi dengan pekerjaan pemerintah. “Kelas atas ga puas dengan tracing dan sebagainya,” terangnya. 

Data lain yang didapat dalam survei tersebut adalah menurunkan kesejahteraan masyarakat. Di mana lebih dari 60 persen publik mengalami penurunan pendapatan di masa pandemi. 

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menilai adanya ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah maupun menteri sebagai hal yang wajar. Sebab, menangani pandemi bukanlah hal yang mudah. Sehingga muncuk kegamangan. Dan itu juga terjadi di seluruh dunia, termasuk WHO yang berubah-ubah kebijakannya. 

“Maka dulu Pak Menkes sempat menyampaikan masker cukup untuk medis,” ujarnya. Dia menilai, situasi di Indonesia masih jauh lebih baik. Khususnya di bidang ekonomi. “Indonesia termasuk yang baik diantara dunia,” ujarnya. Indikatornya terlihat dari kontraksi ekonomi yang masih satu digit.  

Ke depan, Jhonny menegaskan, kebijakan yang diambil pemerintah tetap menyeimbangkan faktor kesehatan dan ekonomi. Sebab, tidak mungkin memprioritaskan salah satunya saja. Bahkan, kini WHO sudah tidak merekomendasikan lockdown. 

Dia juga meminta kerjasama masyarakat, khususnya dalam mematuhi ptotokol kesehatan. “Indonesia ga akan sukses menangani covid kalau protokol covid tidak dijalankan,” pungkasnya. (far)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Desak MK Tak Hanya Fokus pada Hasil Pemilu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:36 WIB

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB
X