SAMARINDA - Hendak apel, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Samarinda seketika dibuat geger. Ikhsan, warga binaan pemasyarakatan (WBP) ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri (18/10).
Kalapas Klas IIA Samarinda Mohammad Ilham Agung Setyawan menyebut masih menyelidiki penyebab pasti dari WBP yang berusia 41 tahun itu meninggal. "Kami juga sampai sekarang masih mendalami keterangan dari teman-teman sekamar yang bersangkutan," jelas Ilham saat diwawancarai kemarin. Sebelum ditemukan meninggal di dalam kamar tahanannya, Ikhsan masih mengikuti kegiatan lapas. Bahkan dini hari masih sempat menonton televisi. "Masih sempat salat Subuh. Dibangunkan teman sudah enggak gerak. Enggak ada respons," imbuhnya.
Karena tidak sadarkan diri, WBP berstatus titipan Lapas Klas IIB Kutai Kartanegara (Kukar) itu dilarikan ke RSUD AW Sjahranie. Namun, saat diperiksa, Ikhsan dinyatakan tidak bernyawa. Ditanya soal penyebab pemindahan, Ilham menerangkan, pemindahan biasanya dilakukan karena overkapasitas. "Sebenarnya Lapas Sudirman berkapasitas 800, dan itu sudah over. Sementara lapas yang lain itu sudah lebih seribu. Namun, untuk pastinya saya cek lagi besok (hari ini)," jelasnya.
Kematian WBP tersebut tentu menimbulkan tanda tanya. Terlebih beredar jika kematian kasus narkotika itu lantaran terpapar Covid-19. Namun, Ilham belum bisa memastikan.
"Belum ada kabar sampai sekarang. Kami juga tidak tahu Covid-19 apa bukan. Karena memang pas sampai rumah sakit sudah meninggal. Saat penyerahan jenazah juga tidak ada protokol," jelasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Yuliansyah yang dikonfirmasi setelah anggotanya melakukan pemeriksaan, belum mengetahui secara pasti. "Kami hanya periksa ada atau tidak tindak kekerasan," jelas Yuliansyah.
Meski tak ditemukan (tanda kekerasan) dan riwayat penularan Covid-19, Yuliansyah menyebut Ikhsan mengidap penyakit jantung. "Keluarga menerima dan tidak bersedia autopsi," tutupnya. (*/dad/dra/k16)