SANGATTA–Keberadaan taman di Kota Sangatta, Kutai Timur (Kutim), sering digunakan untuk hal-hal yang tak sepantasnya. Taman di kompleks perkantoran Bukti Pelangi misalnya. Ketika malam, dengan kondisi yang gelap, dimanfaatkan pasangan muda untuk memadu kasih.
Menanggapi ini, Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Kutim Jauhar Effendi, merasa prihatin. Dia menyayangkan kondisi itu. "Kalau seperti ini memang harus dibenahi sehingga kembali pada fungsinya (taman-taman)," ujarnya.
Menurut dia, ada dua hal yang perlu dilakukan. Yakni dibenahi penerangan di setiap taman. "Kalau memang belum ada penerangan sama sekali. Perlu dilengkapi (penerangannya) agar tidak disalahgunakan," sebutnya.
Selain itu, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) juga diinstruksikan agar lebih rutin menggelar razia. "Perlu dilakukan operasi rutin. Kalau memang perlu dukungan bisa didampingi pihak kepolisian. Tinggal meningkatkan koordinasi," imbuhnya.
Dia mengaku tidak bisa menjangkau segala permasalahan tersebut. Apalagi dengan masa pandemi Covid-19. Ruang gerak lebih terbatas. "Makanya saya sedikit bingung untuk penyelenggaraan pemerintahan ini. Kami hanya bisa memaksimalkan rapat secara virtual agar tahu apa yang menjadi kebijakan dan yang sudah diinstruksikan agar dapat diterapkan atau ditegakkan," akunya.
"Yang jelas, ini menjadi perhatian saya. Saya segera koordinasikan dengan OPD (organisasi perangkat daerah) terkait. Jangan sampai taman malah disalahgunakan. Harus dimanfaatkan sesuai peruntukan," pungkas Jauhar.
Pemkab Kutim memiliki puluhan taman yang berada di Kompleks Perkantoran Bukit Pelangi. Di antaranya, Taman Venus, Taman Jupiter, Bukit Pandang. Bahkan, kawasan Bukit Pelangi secara keseluruhan menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai. Ada pula Polder Sangatta yang menjadi tujuan rekreasi.
Sayangnya, tempat-tempat tersebut disalahgunakan. Banyak anak muda yang memanfaatkannya sebagai tempat bermesraan. Bahkan, ini pun diakui Kepala Satpol PP Kutim Didi Herdiansyah. "Jujur saya akui, aset taman dan polder memang jadi tempat pacaran. Saat kami razia mereka pergi. Ketika kami pergi mereka kembali," ujar Didi.
Ketika pembersihan pagi atau siang, pihaknya kadang dibuat kesal. Ya, banyak menemukan bungkus obat hingga alat kontrasepsi. Dia mengaku banyak menemukan hal tersebut di kawasan Bukit Pelangi. "Kalau di polder yang ditemukan botol-botol minuman keras," bebernya.
Sejauh ini, Satpol PP sudah mengawasi secara maksimal. Dalam sepakan, sampai empat kali razia. Hanya, lokasi yang menjadi tempat pacaran banyak. "Dekat kantor Dinas Sosial dan Rumah Jabatan Asisten I paling primadona. Sering kami temukan," ucapnya.
Sebagai solusi, dia berencana mendirikan pos-pos untuk mencegah. Akan ada petugas Satpol PP berjaga selama 24 jam. "Selama ini kami masih patroli keliling. Kami juga masih menunggu anggaran untuk pengadaan motor patroli," terangnya. "Semua ada tahapannya. Perlahan, tapi kami upayakan agar ada efek jera," pungkasnya. (dq/ind/k8)
