D’prodeo Cafe, Langkah Baru Lapas Melakukan Asimilasi-, Dilayani Napi, Kopi Janji Bui Jadi Menu Andalan

- Sabtu, 17 Oktober 2020 | 13:46 WIB
INOVASI: Jufri Rahman saat peresmian D’prodeo Café .
INOVASI: Jufri Rahman saat peresmian D’prodeo Café .

Sarana asimilasi dan edukasi bagi warga binaan di penjara makin beragam. Tidak melulu kegiatan pertanian dan perikanan. Usaha masa kini yang banyak digandrungi pun digeluti. Misalnya, Lapas Kelas II-A Sidoarjo yang memiliki D’prodeo Cafe sebagai alternatif tempat ngopi warga Kota Delta. Melibatkan narapidana sebagai pelayannya.

 

MAYA APRILIANI, Sidoarjo

YUNITA Suci Lestari cukup ahli membuat ramuan minuman berbahan dasar teh. Seduhan teh tubruk buatan warga binaan Lapas Kelas II-A Sidoarjo itu pun harum. Membuat semua orang yang disuguhi terpikat untuk segera meminumnya.

Tidak hanya pandai membuat minuman, Yunita juga pandai dalam hal pelayanan dan hitungan. Tak heran, perempuan 31 tahun itu dipercaya untuk menangani pelayanan menu dari pelanggan. Termasuk menerima pembayaran.

Ibu satu anak itu tidak canggung menjalankan tugas tersebut. Dia mengaku sudah terbiasa melakukannya sebelum menjadi warga binaan. ’’Dulu pernah bekerja di kafe juga,’’ ucapnya, lantas tersenyum.

Soal melayani pelanggan, Yunita sudah terbiasa. Dia juga telah kebal dengan beragam karakter orang. Warga binaan di blok wanita (W) itu bisa menghadapi pelanggan dengan sabar.

Yunita yang dibui karena kasus pemalsuan dokumen mengaku senang bisa terpilih menjadi bagian D’prodeo Cafe. Tidak semua warga binaan memiliki kesempatan sama seperti dirinya.

Proses untuk bisa lolos menjadi tim kafe milik penjara di tengah Kota Delta itu tidak mudah. Ada seleksi yang harus dilalui. Selain latar belakang dan pengalaman, karakter juga menjadi pertimbangan.

Termasuk perilaku di dalam hunian. Bahkan, untuk bisa ’’bekerja’’ di luar jeruji besi, harus ada pihak yang menjamin dia. Keluarga memastikan bahwa Yunita bisa dipercaya. Tidak akan berulah dan melarikan diri meski berada di luar bui. ’’Jadi, tidak langsung bisa di sini,’’ lanjut warga binaan yang divonis 4,5 tahun penjara itu.

Bahkan untuk dapat melayani pembeli, dia harus mengikuti pelatihan dulu. Sebelum kafe dibuka secara resmi, dia menjalani praktik melayani pembeli. Bersama empat warga binaan lainnya.

Total napi yang dipercaya di kafe tersebut lima orang. Dua orang di bagian pemesanan, dapur, dan pembayaran. Tiga orang lainnya bertugas untuk mengantarkan pesanan pelanggan. Yunita termasuk di bagian pemesanan, dapur, dan pembayaran. Dia berada di dalam kafe yang berbentuk kontainer itu.

Luas kafe berwarna merah itu 10 meter persegi. Di dalamnya, ada kompor, beragam jenis kopi, sirup, dan makanan beku. Namun, tidak semua pesanan dimasak di tempat tersebut.

Ada dapur khusus yang dipakai untuk memasak menu pesanan pelanggan. Letaknya di sebelah tempat pencucian mobil. Ukurannya lebih kecil. Didominasi warna kuning. Di dalam dapur itu ada beragam piring dengan berbagai ukuran. Mulai kecil hingga besar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X