PROKAL.CO,
SAMARINDA–APBD Kaltim yang diperkirakan hanya Rp 8,2 triliun pada tahun depan disambut dingin pengusaha konstruksi. Selama ini, pemborong menggantungkan usaha pada belanja pemerintah di sektor infrastruktur. Dengan angka yang kecil ini, diharapkan pembagian proyek diperuntukkan para pelaku jasa konstruksi kecil dan menengah.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (DPC Gapeksindo) Kaltim Slamet Suhariadi menuturkan, kondisi ini harus mau tidak mau diterima para pengusaha konstruksi. Meski begitu, dia berharap, ada kebijakan pemerintah yang berpihak kepada para kontraktor di daerah.
”Harus, mau tidak mau kan diterima. Karena kondisi ini kan tidak hanya di Kaltim. Yang dituntut ke depan, para pengusaha konstruksi harus siap bersaing dan berdaya saing. Kalau tidak begitu, orang luar bisa masuk. Kita berharapnya, porsi untuk kontraktor kecil dan menengah diperbanyak. Jangan sampai nilai Rp 8,2 triliun hanya untuk kontraktor besar,” kata Slamet kepada Kaltim Post, Jumat (16/10).
Lanjut dia, pemerintah bisa memecah paket-paket proyek. Sehingga, para kontraktor lokal baik kecil dan menengah bisa kebagian. Jika tidak begitu, kontraktor kecil dan menengah bakal gulung tikar. Diakui Slamet, kondisi 2021 tak banyak berbeda pada 2016–2017. Ketika harga minyak dunia turun. Hanya saja ada sedikit perbedaannya.
Pada 2016, pihaknya tidak mengetahui di awal kondisi keuangan yang memburuk. “Waktu 2016 kan asumsi APBD tinggi, karena dari produksi migas cukup baik juga. Tetapi, ternyata harga minyak dunia turun. Jadi, akhirnya banyak pemotongan anggaran. Kalau ini, sudah diketahui di awal. Kalau dahulu APBD tinggi, realisasinya rendah. Jadi makanya ada pekerjaan yang sudah dilelang dikurangi anggarannya, yang belum dilelang ya tidak dilelang,” jelasnya.
Namun, bukan berarti dengan memprioritaskan pelaku jasa konstruksi kecil dan menengah, konstruksi besar terabaikan. Di Kaltim, ada opsi lain. Dia menyebutkan, ada peluang dari proyek pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim. Ruang ini diharap dimaksimalkan pelaku jasa konstruksi skala besar.