Tunggu Giliran Vaksinasi, Protokol Kesehatan Jangan Diabaikan

- Sabtu, 17 Oktober 2020 | 13:18 WIB
Rambu wajib masker di Balikpapan.
Rambu wajib masker di Balikpapan.

SAMARINDA-Wabah Coronavirus Disease (Covid-19) sudah berlangsung tujuh bulan di Indonesia. Mematuhi protokol kesehatan sebagai adaptasi kebiasaan baru bukan satu-satunya cara memutus rantai penularan pandemi ini, sehingga keberadaan vaksin begitu dinanti sebagai cara yang ampuh.

Pemerintah pusat sebelumnya menjanjikan Kaltim kebagian vaksinasi Covid-19. Namun, distribusi tetap menunggu instruksi pusat. Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi menerangkan, Benua Etam bakal mendapatkan 3 juta vaksin. “Vaksin itu janji dari pusat. Saat ini belum. Dari pusat ini akan diberikan gratis. Sasarannya nanti sesuai dengan Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan),” terang Hadi.

Kemungkinan vaksin akan diberikan kepada seluruh masyarakat. Seperti dahulu vaksin cacar yang diberikan gratis ke masyarakat. Hanya, kondisinya saat ini berbeda. Sebab, vaksin Covid-19 menjadi barang terbatas. Tidak hanya Kaltim yang menunggu, tetapi juga seluruh Indonesia dan ratusan negara lain di dunia.

Saat ini vaksin yang tengah dikembangkan pemerintah adalah kerja sama antara Biofarma dengan Sinovac, perusahaan farmasi asal Tiongkok. Tetapi, jika ada pihak swasta yang membeli sendiri vaksin misal dari negara lain, itu tidak apa. “Ada yang pesan sendiri ke Rusia, itu boleh saja. Untuk obat, kita kan ikuti standar WHO. Obatnya ya vaksin itu,” ucap Hadi.

Hingga kemarin, angka kasus Covid-19 Kaltim belum melandai. Kaltim selalu masuk 10 besar kasus Covid-19 di Indonesia. Angka infeksi dan kematian pasien positif juga terus tinggi. Saat ini di Kaltim saja sudah ada 11 ribu lebih orang yang terkonfirmasi positif. Soal vaksin ini, ada kabar yang cukup menggembirakan dari Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Febrian Alphyanto Ruddyard.

Dia menyatakan, Indonesia akan mendapat subsidi harga vaksin Covid-19 dari WHO lewat COVAX Facility. Indonesia yang tergabung dalam COVAX dikategorikan sebagai Advance Market Commitment (AMC), sehingga mendapat jaminan harga vaksin yang terjangkau. “Kita mendapat harga subsidi. Lebih murah dari beberapa kelompok negara lain yang dianggap memiliki kemampuan ekonomi yang lebih besar," kata Febrian dalam konferensi pers kemarin (16/10).

Dia melanjutkan, World Health Organization (WHO) hanya menjatah vaksin untuk 20 persen dari total jumlah masyarakat Indonesia. Karena itu, pemerintah gencar melakukan diplomasi pengadaan vaksin Covid-19 ke negara produsen. Pasalnya, stok vaksin diketahui sangat terbatas. Karena itu, Indonesia harus memesan terlebih dahulu agar tak didahului negara lain.

Vaksin Covid-19 bikinan luar negeri bakal membanjiri Indonesia. Selain dari Tiongkok, pemerintah mendapatkan komitmen penyediaan vaksin dari perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca PLC. Setidaknya 100 juta dosis vaksin bakal didatangkan mulai semester pertama tahun depan. Kabar tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi bersama Menteri BUMN Erick Tohir setelah bertemu pimpinan AstraZeneca di London, Inggris, Rabu (14/10).

Kepastian penyediaan vaksin itu telah disahkan melalui perjanjian kerja sama (letter of intent/LoI) yang ditandatangani Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan perwakilan AstraZeneca. “Indonesia telah menyampaikan permintaan penyediaan vaksin sebanyak 100 juta dosis untuk 2021 dan disambut baik oleh pihak AstraZeneca,” tutur Retno dalam temu media secara virtual Rabu malam.

Dia menjelaskan, vaksin yang dikembangkan dengan platform non-replicating viral vector itu salah satu kandidat vaksin Covid-19 yang tercatat oleh WHO. Saat ini tengah memasuki uji klinis tahap ketiga. Karena itu, vaksin diharapkan bisa tersedia awal tahun depan. “Pengiriman pertama vaksin diharapkan dilakukan pada semester pertama 2021 dan dilaksanakan secara bertahap,” katanya.

Pemerintah Indonesia juga sukses menjalin kerja sama pengembangan vaksin Covid-19 dengan Imperial College London (ICL). Kedua pihak telah menandatangani letter of intent (ICL), VacEquity Global Health Ltd (VGH). Kabar baik lainnya datang dari hasil pertemuan Retno dan Erick dengan CEO Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI). Dalam pertemuan tersebut, CEO CEPI menyampaikan bahwa due diligence terhadap Bio Farma menunjukkan hasil yang sangat baik. Karena itu, CEPI siap bekerja sama dengan Bio Farma. “Bisa kami sampaikan bahwa kualitas dan kuantitas produksi vaksin PT Bio Farma sudah mendapat pengakuan internasional,” katanya. (nyc/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X