BONTANG - Bayang-bayang kebakaran cukup menghantui warga yang bermukim di kampung atas laut Bontang Kuala. Kawasan tersebut padat penduduk. Permukiman yang dibangun di atas laut dibuat dari material didominasi kayu. Jadi catatan juga karena armada kebakaran tidak bisa mengakses permukiman tersebut.
Robi Chandra Prima (28), warga RT 01, Bontang Kuala, berharap beberapa titik di kampung atas laut BK dilengkapi dengan fasilitas alat pemadam darurat. Di antaranya, hidrant, apar, dan alkon. Jadi, ketika musibah itu terjadi, warga bisa langsung bergerak sembari menunggu tim Dinas Penyelamatan dan Kebakaran (Disdamkartan) tiba ke lokasi.
"Tapi terlebih dahulu warga diberi tahu penggunaan alat-alatnya. Juga wajib tahu di mana saja alat disimpan. Jadi kami tidak bingung," dia menyarankan.
Sementara, Lurah Bontang Kuala Rony Apriansyah menjelaskan, sejatinya sejak musibah 2015 lalu perlahan alat pemadam darurat disiapkan. Ada di beberapa titik, kendati sebarannya tak merata. Di Bontang Kuala ada 20 RT. Sembilan RT di antaranya berada di darat. Sisanya, 11 RT ada di atas laut. Inilah yang rawan musibah kebakaran.
Usai kebakaran pada Selasa (13/10) lalu, Kelurahan Bontang Kuala dan pemkot kembali menggulirkan rencana lama soal pemenuhan alat pemadam darurat. Apar dan alkon bakal diratakan sebarannya. Kalau memungkinkan di tiap 11 RT. Pun menambah alat tambahan lain, yakni floating pump atau alat pemadam di permukiman atas air.
"Harapannya sudah disampaikan. Banyak rencana dari pemangku kebijakan kota. Kalau produta tidak bisa menutupi, dewan siap bantu (melalui pokok pikiran/pokir)," bebernya. Dikatakan Rony, sejatinya dalam kebakaran Selasa lalu, warga sempat berupaya memadamkan api menggunakan apar. Namun, lantaran api kadung membesar, apar tidak membantu banyak. Ini jadi catatan pihak kelurahan, kalau alat pemadam darurat memang harus ditingkatkan.
"Sudah diusulkan, kami mestinya punya floating pump seperti milik Disdamkartan," katanya. Selain memenuhi alat darurat, rencana jalan beton dibangun di beberapa jalan utama di BK. Mulai gerbang masuk hingga anjungan ujung. Panjangnya sekitar 600 meter.
"Membantu sekali kalau jalan dibeton. Mobil pemadam bisa masuk. Cuma anggarannya kan tidak sedikit itu," ujarnya. Dari kedua opsi yang ada, membangun jalan beton dan pemenuhan alat pemadam darurat, kemungkinan besar pemenuhan alat yang terealisasi selekasnya. Pemkot siap menganggarkan, dewan pun siap membantu. "Kayak floating pump, di 2021 setidaknya kami sudah punya," tandasnya. (fit/kpg/edw/rdh/k16)