SAMARINDA - PT Bankaltimtara berhasil mencatatkan kinerja cukup baik sepanjang tahun ini. Hingga September lalu, aset bank pembangunan daerah Kaltim-Kaltara ini sudah mencapai Rp 34,9 triliun. Selain itu, mereka juga terus mengimbangi perkembangan teknologi digital dan bank-bank nasional.
Direktur Utama PT Bankaltimtara Muhammad Yamin mengatakan, pada era digital dan munculnya pandemi Covid-19 ini pihaknya lebih menggencarkan program elektronifikasi transaksi keuangan. Melanjutkan rencana bisnis lewat layanan perbankan berbasis digital yang dicanangkan jauh sebelum pandemi corona hadir.
Untuk mendukung program elektronifikasi, PT Bankaltimtara kini sudah memiliki fitur-fitur pendukung. Yakni berupa internet banking, mobile banking, dan cash management system (CMS) per 24 Maret 2020. “Kami saat ini sedang berkonsentrasi dengan layanan berbasis teknologi informasi (IT),” jelasnya, Kamis (15/10).
Dengan mengembangkan IT, pihaknya meyakini bisa memperoleh banyak hal. Memasarkan mobile banking, membuka rekening secara online, itu bisa menjadi sumber-sumber baru di tengah pandemi. Kinerja yang menurun karena tidak bisa bertatap muka, harus bisa diatasi dengan kekuatan IT yang sudah dimiliki Bankaltimtara agar tidak kalah dengan bank lain.
Sebab kalau hanya meningkatkan kredit, meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan lainnya itu sudah pasti dilakukan dan sangat umum dalam bisnis perbankan. Sepanjang jalan proses bisnis bank, pasti utamanya meningkatkan kredit. Namun, yang terpenting mengembangkan teknologi pendukung, seperti mempercepat elektronifikasi agar lebih berdaya saing.
“Sisi lain dari kredit itu yang kebanyakan bergerak dalam mengembangkan teknologi elektronifikasi. Kita berharap elektronifikasi di Kaltim terus dikembangkan. Saat ini dari 800 ribu nasabah Bankaltimtara, penggunaan mobile banking sudah mencapai 25 ribu nasabah. Saya targetkan tahun depan penggunanya sudah mencapai 400 ribu nasabah,” katanya.
Yamin mengungkapkan, kinerja tahun ini sudah cukup baik. Semuanya masih tumbuh meskipun tidak terlalu besar. Kredit masih tumbuh 7 persen, diikuti pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) karena dorongan transfer daerah yang lebih besar. Aset sudah menyentuh Rp 34,9 persen. Kinerja yang masih sangat baik di tengah pandemi Covid-19.
“Saya prediksi tahun depan kinerja kita bisa jauh lebih baik, dengan kredit tumbuh di atas 8 persen dan DPK bisa tumbuh 9-10 persen. Tentunya diikuti dengan perkembangan digitalisasi agar Bankaltimtara memiliki daya saing,” pungkasnya. (ctr/ndu)