Nezar Patria dan Tantangan Membangunkan ’’Raksasa Tidur’’ PT Pos Indonesia

- Jumat, 16 Oktober 2020 | 11:47 WIB
Nezar Patria
Nezar Patria

Aktivis, jurnalis, penyair, dan kini direktur. Bagi Nezar Patria, PT Pos Indonesia punya segala persyaratan untuk bersaing di sektor pengiriman dan logistik.

 

AGFI SAGITTIAN, Jakarta, Jawa Pos

 

NEZAR Patria sudah mengisyaratkannya tujuh tahun silam. Betapa dia menyukai tantangan. Tulisnya dalam Endgame (2013), //dan setiap kali engkau tiba di ujung kisah ini //ia tak hendak tamat. layar terkibar lagi.

Maka, dari Tempo tempat dia mengawali karir sebagai jurnalis, pria kelahiran Sigli, Aceh, itu lalu beranjak menjadi managing editor sekaligus cofounder viva.co.id. Kemudian berlanjut di CNN Indonesia untuk menduduki kursi vice editor in chief online. Lalu menjabat digital chief editor di The Jakarta Post.

Dan, per 1 Oktober lalu, lompatan karir membawa mantan aktivis mahasiswa itu ke tempat yang menghadirkan tantangan yang tak cuma berbeda, tapi juga besar: PT Pos Indonesia. Nezar menjadi direktur kelembagaan. ’’Kita tahu disrupsi dalam teknologi informasi bergerak sangat cepat. Saya ingin mendapat tantangan yang lebih luas dalam soal transformasi yang terjadi,’’ ujar alumnus Filsafat Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, tersebut.

Di mata Nezar, PT Pos Indonesia tak ubahnya raksasa yang sedang tertidur. Berbekal 4.500 kantor pos, 58.000 titik point of services, dan 21.000 sumber daya manusia di seluruh Indonesia, BUMN tempatnya berlabuh itu punya kapabilitas bersaing di sektor pengiriman dan logistik.

’’Yang dibutuhkan kini ramuan strategi dan transformasi bisnis,’’ katanya. Sekitar separo hidup pria yang 5 Oktober lalu berusia 50 tahun itu memang dihabiskan di jurnalistik. Tapi, sebenarnya tak mudah meringkusnya ke dalam satu kategori.

Dia aktivis, jurnalis, sekaligus penyair. Dalam daftar 100 penyair Indonesia modern yang sempat berusaha disusun sastrawan Ahmad Yulden Erwin belum lama ini, nama Nezar termasuk di dalamnya. Meski akhirnya antologi tersebut memicu polemik, setidaknya itu bentuk pengakuan terhadap kepenyairan pria yang semasa menjadi aktivis pernah diculik tersebut.

Karena itu, berada di ’’kotak’’ yang berbeda dibandingkan yang dia tempati selama lebih dari dua dekade ini tak pernah menjadi masalah bagi Nezar. Mantan anggota Dewan Pers itu terbiasa dituntut untuk beradaptasi.

Tulisnya lebih lanjut di Endgame, //dan panggung kembali menyala. //lalu kita terpacak, sendiri-sendiri.

Bicara soal adaptasi, Nezar menilai bahwa PT Pos Indonesia ikut terhantam perubahan zaman. Bisnis intinya, pengiriman surat, telah terkikis oleh kemudahan mengirim e-mail. Tapi, menurut dia, rata-rata kantor pos di seluruh dunia memang terlambat dalam melakukan transformasi. Meski ada juga di antaranya yang sukses beradaptasi. Misalnya, Australia dan Thailand yang berhasil mentransformasikan kantor pos menjadi hub lokapasar (marketplace) untuk produk-produk pertanian.

Contoh positif lain datang dari Brasil. Negeri Samba itu mentransformasikan kantor posnya menjadi fasilitator perdagangan. Di sana pos berperan sebagai penjamin ekspor-impor UKM dan UMKM. ’’Jadi, ada banyak cara sebetulnya bagaimana mentransformasi PT Pos ini,’’ tegasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X