Wacana menggulirkan kompetisi musim ini pada November tak direstui Polri. Pandemi Covid-19 masih jadi pertimbangan kepolisian untuk tak menerbitkan izin keramaian.
KEPUTUSAN itu amat disayangkan para penggiat sepak bola Tanah Air. Pasalnya,rencana pengguliran kompetisi pada November diyakini akan mengobati kekecewaan. Sebelum ini mereka sudah sempat patah hati lantaran kompetisi yang sedianya digulirkan per Oktober, ditunda karena alasan yang sama.
Salah satu yang begitu kecewa dengan keputusan tersebut yakni gelandang Borneo FC Sultan Samma. Pemain asli Samarinda ini menyebut, molornya jadwal kompetisi merugikan banyak pihak. Tak terkecuali bagi pemain yang sudah rindu atmosfer pertandingan. "Hanya latihan bikin kami jenuh. Semangat juga bisa menurun kalau kompetisinya ditunda lagi," kata Sultan.
Faktor pandemi Covid-19 yang menjadi penyebab mandeknya kompetisi, ucap dia, harus dipertimbangkan kembali. Sebab, PSSI selaku federasi sudah menyatakan kesiapan menjalankan protokol kesehatan sesuai yang diatur FIFA. "Pertandingannya disepakati tanpa penonton dan terpusat di Jawa. Elemen tim juga rutin swab test. Jadi apa yang perlu ditakutkan?" tanya Sultan.
Aturan yang berlaku sebenarnya memudahkan aparat dalam mengemban tugas. Sayangnya kompetisi dianggap masih kalah penting dibanding agenda lain. "Kalau memang polisi mau fokus pilkada ya silakan. Kompetisi biar diamankan tentara saja," selorohnya.
Jika menilik kompetisi yang sudah berjalan di negara lain, semua tampak berjalan normal. Tak hanya di Eropa, negara tetangga Malaysia dan Thailand sudah memutar kembali pertandingan. "Kompetisi sangat penting untuk kualitas sepak bola Indonesia. Termasuk pemain muda mengasah kemampuan mereka. Apalagi ada regulasi yang mewajibkan masuk line up. Pasti sangat termotivasi musim ini," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam extraordinary club meeting pada Selasa (13/10) malam, seluruh tim kontestan Liga 1 2020 bersepakat untuk melanjutkan kompetisi. Bahkan tersedia tiga skenario yang disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan.
Opsi pertama, menggelar kompetisi pada 1 November 2020. Bila opsi pertama tidak dimungkinkan, opsi kedua dan ketiga menjadi pilihan. Yakni opsi kedua adalah menggelar kompetisi pada Desember. Atau opsi ketiga digelar pada Januari 2021 dengan tetap menggelar pertandingan saat Ramadan pada April.
Sayangnya, di tempat terpisah, selepas pertemuan tersebut, kepolisian melalui Kadivhumas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, kepolisian tetap berpegangan pada maklumat kapolri. Maksudnya, maklumat kapolri tidak memberikan izin keramaian selama masa pilkada dan pandemi Covid-19. “Masih sesuai dengan maklumat ya,” terang dia singkat, saat dihubungi Jawa Pos. (*/abi/ndy/k16)