Soul, Animasi Terbaru Pixar, Antara Tuntutan Hidup atau Wujudkan Passion

- Rabu, 14 Oktober 2020 | 15:07 WIB

Studio animasi Pixar siap merilis film terbaru. Berjudul Soul, animasi tiga dimensi yang akan dirilis 25 Desember mendatang di platform Disney+ Hotstar itu mengangkat tema tujuan hidup dalam kemasan yang menarik.

---

Joe Gardner (Jamie Foxx) bercita-cita menjadi musisi jazz ternama di Kota New York. Salah satu impiannya ialah bersanding dengan Dorothea Williams (Angela Bassett), bintang jazz idolanya. Sambil menunggu impian itu tercapai, Joe bekerja sebagai guru musik untuk menghidupi dirinya.

Suatu ketika, impian Joe menjadi kenyataan. Well, hampir sih. Sebab, ketika mendapat undangan untuk bermain bersama grup jazz idolanya, Joe malah terjatuh ke lubang gorong-gorong. Dia lalu terdampar di The Great Before, tempat untuk jiwa-jiwa manusia mendapat karakter dan dipersiapkan sebelum lahir ke dunia.

Petualangan Joe –yang juga berubah menjadi sesosok jiwa– di The Great Before akan membuka pandangannya tentang apa yang sebenarnya jadi tujuan hidup. Terkadang, ada yang lebih penting daripada sekadar cita-cita.

Sutradara Pete Docter menjadi nakhoda proyek tersebut. Sutradara animasi pemenang Academy Awards 2016 lewat Inside Out itu mendapat ide cerita Soul saat melihat anaknya yang kini berusia 23 tahun. ’’Kupikir, setiap orang lahir dengan jiwa yang unik. Kami yakin jiwa itu tidak asal jadi, tetapi dipersiapkan bahkan sebelum kita lahir,’’ ujarnya dalam wawancara bersama Jawa Pos.

Docter dan timnya juga percaya bahwa sejak kecil, setiap manusia menunjukkan keistimewaan, bakat, dan cita-cita yang akan menentukan hidup mereka di masa depan. Karena itu, tim penulis cerita sampai melakukan riset ke lembaga pendidikan anak usia dini.

Kristen Lester, story supervisor Soul, menuturkan, timnya telah mengobservasi bagaimana anak usia 3–4 tahun menunjukkan bakat dan minatnya sebagai referensi cerita. ’’Kami amati bagaimana mereka belajar mengenal diri dan mengeksplorasi kemampuan sejak dini,’’ katanya.

Setelah mendapat konsep tentang keunikan setiap individu, para filmmaker berupaya membuat cerita film yang relevan dengan masa kini. Ketika banyak orang, terutama milenial, bingung mencari tujuan hidup. Mereka harus menyeimbangkan passion dan tuntutan hidup mapan. Persis seperti Joe yang bercita-cita menjadi musisi, tapi dituntut punya penghasilan tetap sebagai guru.

Sayang, tak semua orang punya akses yang sama untuk meraih impian. ’’Kadang-kadang, hidup ini bukanlah perkara mencapai impian. Ada saatnya kita mengedepankan perasaan nyaman dan senang ketika melakukan sebuah pekerjaan yang bahkan bukan impian kita,’’ ucap Kemp Powers, co-director dan penulis naskah.

Agar mendapat pemaparan yang pas, tim pengembang cerita melakukan survei. Mereka bertanya ke sejumlah orang yang tidak atau belum sepenuhnya mencapai impian, tapi merasa bahagia dengan yang dikerjakan sekarang. Misalnya, para guru sekolah. Mengingat karakter Joe adalah seorang guru. Salah satu yang dicari ialah bagaimana menyeimbangkan hidup mereka saat melakukan dua pekerjaan berbeda.

Tim pengembang cerita juga menyurvei kehidupan para musisi jazz di kelab-kelab Kota New York. Mereka menceritakan berbagai hal terkait esensi musik jazz dan hidup mereka sebagai musisi. ’’Kami coba angkat, apakah mereka benar-benar bahagia dengan pekerjaan mereka dan sudah cukup puas dengan bekerja sesuai passion,’’ jelas Lester.

Selain fenomena tuntutan versus passion, Docter dan timnya juga memasukkan unsur cerita dan karakter yang lebih pesimistis. Yakni, karakter 22 (Tina Fey), sosok jiwa yang enggan hidup di bumi karena merasa kehidupan yang ditawarkan tidak berguna. ’’Dia menjadi penyeimbang karakter Joe yang optimistis. Apalagi, sekarang banyak orang, terutama di usia muda, yang mudah pesimistis dalam menjalani hidup,’’ papar Powers.

Dengan mengangkat topik-topik seperti kehidupan sebelum lahir, tujuan hidup, dan cita-cita, Docter dan timnya harus berhati-hati. Sebab, Soul ditujukan untuk keluarga, yang berarti anak-anak bisa menontonnya. Topik abstrak itu harus bisa ditampilkan dengan cara yang menyenangkan. ’’Selain dialog yang mudah dipahami, kami masukkan berbagai elemen yang menyenangkan seperti humor dan karakter yang menyenangkan. Anak-anak bisa ikut menikmati,’’ terang Docter. (len/c18/ayi)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X