BALIKPAPAN–Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan proyek Lapangan Merakes yang dikelola Eni East Sepinggan bisa produksi di semester terakhir tahun ini.
“Tentu kita akan mulai semester akhir ini untuk Borneo sama awal semester tahun depan. Itu salah satu proyek yang gede ya di Kaltim,” ujar Manager Senior Humas SKK Migas Kalimantan Sulawesi 9 (Kalsul) Sebastian Julius, Kamis (11/10).
Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi hingga ke Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), dari nelayan hingga Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP). Sehingga tidak kaget jika melihat alat-alat pengeboran yang berada di tengah laut.
“Karena nelayan juga sering lewat. Ini kan alat-alat bor, alat-alat lepas pantai, jangan kaget mereka kalau ada baling-baling besar di tengah laut. Lima sumur kita akan mulai semester akhir tahun ini, ini persiapan sudah running,” jelasnya.
Sebastian mengatakan, estimasi produksinya cukup besar mencapai 299 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Selain proyek Lapangan Merakes, ada juga Lapangan Peciko 8A dengan estimasi produksi mencapai 8 mmscfd. “Tapi kalau dibanding Merakes kecillah karena 299 (mmscfd), ini sudah (produksi),” katanya.
Kepala Kantor Perwakilan SKK Migas Kalsul Syaifudin mengatakan, saat ini lifting minyak paling tinggi diperoleh dari Pertamina Asset 5 dan Pertamina Hulu Mahakam. PHM mencapai 29.328 barrel oil per day (bopd) dan PEP Asset 5 sebesar 18.8791 bopd. Sedangkan untuk gas mencapai 1.700 mmscfd atau 106,4 persen dari target APBN-P yakni 1.591 mmscfd.
Sayangnya, raihan positif lifting minyak dan gas Kalsul tak dibarengi dengan lifting gas nasional. Tercatat lifting gas hanya mencapai 99,3 persen dari target APBN-P sebesar 5.556 mmscfd. Artinya hingga akhir Agustus lifting gas sebesar 5.516 mmscfd. Kontribusi gas Kalsul untuk nasional sebesar 31 persen.
“Namun, jika dibanding tahun lalu jelas turun. Penurunan lebih 30 persen dibanding tahun lalu. Kondisi pandemi Covid-19 juga berdampak pada industri hulu migas. Aktivitas menurun dan harga minyak pun turun,” ucapnya. (aji/ndu/k8)