RINDU menikmati keindahan alam sering datang. Sayang, selama masa pandemi, liburan susah didapatkan. Tenang, masih bisa, salah satunya dengan membuat aquascape.
Seni kerajinan mengatur dan mendesain tanaman air atau sering disebut aquascape belakangan sedang naik daun. Hobi yang menyuguhkan pemandangan seperti di bawah air itu ternyata mampu memikat hati masyarakat. Tak terkecuali di Kota Tepian.
Aquascape memang memiliki keunikan dan keindahan, karena mampu membuat tampilan akuarium sangat mirip dengan habitat asli atau taman sungguhan. Ikan-ikan kecil yang hilir mudik di dalam pun akan terlihat cantik, sehingga menjadi hiasan yang menawan dan mencolok di rumah.
Aliansyah adalah salah satu penggiat aquascape di Kota Tepian. Bagi dia, aquascape memiliki keunikan seni tersendiri. Tidak sama seperti akuarium pada umumnya. Untuk aquascape bukan hanya berbicara tentang ikan. Namun, seluruh biota dan kualitas air. "Kalau aquascape itu benar-benar seni. Dari menanam sampai menjaga tanaman air agar tetap hidup. Semua komponennya dijaga, termasuk ikan, udang, dan lainnya," terang dia saat ditemui Kaltim Post di gerai basecamp aquascape Samarinda miliknya.
Pria kelahiran 16 Oktober 1989 itu telah jatuh hati dan menjadi aquascaper–sebutan pencinta aquascape–sejak 2012. Pertama kali membuatnya pun tidak semudah saat ini. Berbagai buku teknik aquascape, hingga buku tentang ikan sengaja dibeli. Untuk mendapatkan bahannya masih tidak mudah. Dia biasa belanja online atau mencari sendiri ke alam. "Awalnya sama teman-teman dan buat komunitas. Cari kayu, batu, dan tanaman. Sudah mulai paham baru buka toko," ungkapnya diikuti senyum lepas.
Untuk jenis aquascape pun tak sedikit. Setidaknya ada tujuh jenis gaya. Jenis-jenis aquascape yang beragam berasal dari berbagai negara. "Macam-macam jenisnya, paling tua tema dutch style isinya cuma tanaman saja, karena fokus pada tanaman. Ada juga konsep Iwagumi dari Jepang, yang dipopulerkan bapak aquascape yaitu Takashi Amano. Tapi bergantung selera dan kreativitas masing-masing," jelasnya.
Untuk komponen membuat aquascape, para aquascaper harus menyediakan berbagai bahan. Mulai pupuk dasar, substrat, tanaman, lampu, dan hardscape bisa berupa batu dan kayu.
"Kalau substrat bisa pakai pasir malang, silika atau soil. Begitu juga hardscape. Taman juga harus sesuaikan dengan lampunya untuk fotosintesis. Semua tinggal disesuaikan," jelas pria kelahiran Samarinda itu.
Pria yang akrab disapa Ali itu memberikan tips bagi para aquascaper pemula. Untuk memulai seni aquascape harus rutin menjaga kualitas air. Setidaknya setiap minggu pada awal pembuatan harus ada pergantian air sebanyak 30 persen. Waktu penyinaran juga maksimal delapan jam. "Namanya hobi pasti ada masalah masing-masing. Yang penting rutin ganti air bagi yang baru mulai," pungkasnya. (*/dad/dra/k8)