Indonesia Teken Pembelian dari 3 Perusahaan Tiongkok, Vaksin Mulai Datang Bulan Depan

- Selasa, 13 Oktober 2020 | 11:23 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA - Indonesia mengamankan komitmen pembelian vaksin Covid-19 dari 3 perusahaan Tiongkok. Yakni Cansion, G42 Sinopharm dan Sinovac. Kerjasama dengan perusahaan lain untuk tambahan dosis juga terus diupayakan.

Selain kontrak pembelian Vaksin, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menkes Terawan Agus Putranto dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir dengan perwakilan 3 perusahaam tersebut juga membahas persiapan eksekusi vaksinasi, transfer teknologi, dan penjajakan regional production di Indonesia pada pertemuan Sabtu (10/10)

Vaksin dari ketiga perusahaan tersebut dilaporkan sudah masuk pada tahap akhir uji klinis tahap ke-3 dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara. Cansino telah melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia dan Pakistan. Sementara G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko dan Argentina.

Sementara itu Sinovac melakukan uji klinis tahap ke-3 di Tiongkok, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Chile. EAU dari Pemerintah Tiongkok telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada bulan Juli 2020. Sementara pemerintah UAE juga telah memberikan EAU kepada G42/Sinopharm.

Tim inspeksi yang terdiri dari unsur BPOM, Kementerian Kesehatan, MUI, Bio Farma akan bertolak ke Tiongkok pada tanggal 14 Oktober 2020 untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan mengecek kehalalan vaksin produksi Sinovac dan Cansino.

Sementara data untuk vaksin G42/Sinopharm akan diambil dari data uji klinis di UAE karena vaksin tersebut turut diproduksi di sana. Dirut Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, kehalalan vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm, “MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42,” sebut Basyir.

Saat ini, jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, tergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain. Untuk tahun ini, Cansino menyanggupi 100,000 vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini. 5 juta dosis diantaranya akan mulai datang pada bulan November 2020. Sementara itu Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin.

Sementara untuk tahun 2021,Sinopharm akan mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 kali dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.

Untuk menjaga akuntabilitas pengadaan vaksin, setiap pengadaan vaksin baik dari uang pemerintah ataupun pengadaan mandiri oleh swasta semua harus melalui Bio Farma sebagai BUMN yang ditunjuk untuk pengadaan vaksin. Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, dalam waktu dekat Bio Farma akan melakukan pemaparan kepada publik tentang biaya pembelian vaksin dari semua mitra kerjasamanya.

Menkes Terawan menguraikan bahwa persiapan detail untuk pro-gram vaksinasi hingga kini terus dilakukan. Prioritas pertama adalah para tenaga kesehatan dan aparat keamanan yang berada di garis terdepan dalam penanganan Covid-19.

Kemenkes telah mengambil langkah untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan di Indonesia dan akan segera melakukan simulasi di beberapa puskesmas. Sejak akhir September 2020 juga telah dilaksanakan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19.

“Pada tahap awal, kami akan memberikan prioritas vaksin kepada mereka yang di garda terdepan, yaitu medis dan paramedis, pelayanan public, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik,” kata Menkes Terawan. Selain itu, Terawan menjami bahwa para personil garda terdepan dan yang tidak mampu secara ekonomi akan dibayarkan vaksinnya oleh Pemerintah “Mereka yang menjadi peserta BPJS kategori Penerima Bantuan Iuran alias PBI akan ditanggung oleh pemerintah,” katanya.

Selain membahas pembelian, Terawan juga mengajak Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac untuk melakukan kerjasama transfer teknologi dengan BioFarma dan kerjasama riset termsuk uji klinis dengan lembaga penelitian medis yang ada di Indonesia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X