Diduga Terlibat Aksi Pengeboman, Perempuan dari Indonesia Ditangkap Militer Filipina

- Senin, 12 Oktober 2020 | 14:36 WIB
BARANG BUKTI: Kiri, Rezky Fantasya Rullie. Kanan, Rompi bunuh diri dan komponen bom yang ditemukan di rumah tempat Rezky Fantasya Rullie ditangkap di Jolo Sabtu lalu. (ARMED FORCES OF THE PHILIPPINES-JOINT TASK FORCE SULU VIA AP)
BARANG BUKTI: Kiri, Rezky Fantasya Rullie. Kanan, Rompi bunuh diri dan komponen bom yang ditemukan di rumah tempat Rezky Fantasya Rullie ditangkap di Jolo Sabtu lalu. (ARMED FORCES OF THE PHILIPPINES-JOINT TASK FORCE SULU VIA AP)

JAKARTA- Militer Filipina Sabtu lalu (10/10) menangkap satu perempuan Indonesia bernama Rezky Fantasya Rullie. Penangkapan ini diduga karena ada kaitan dengan peristiwa bom di Kota Jolo, Filipina, pada Agustus lalu. Kementerian Luar Negeri pun masih menunggu pengumuman pemerintah setempat.

Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyatakan bahwa KBRI Manila dan KJRI Dava mewakili Pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengan otoritas setempat. ”Status kewarganegaraan mereka yang ditangkap, belum secara formal diumumkan,” ujarnya kemarin (11/10) saat dihubungi Jawa Pos.

Penangkapan Rezky dilakukan di Sulu, Filipina. Perempuan tersebut memang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO). Dia dicari atas hasil pengembangan investigasi pasca twin bombing di Jolo. Suami Rezky merupakan militan yang meninggal di Jolo dan dia berasal dari Indonesia.

Sementara tertangkapnya Rezky dan tewasnya Andi Baso dinilai akan berpengaruh besar terhadap komunikasi antara kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia dengan kelompok Abu Sayyaf. Pasalnya, Andi Baso merupakan Penghubung antara kedua kelompok yang terafiliasi dengan ISIS tersebut.

Polri pernah menyebut bahwa kaburnya Andi Baso ke Filipina membuat JAD menggantikannya dengan seseorang bernama Yoga untuk menjadi Penghubung kedua kelompok. Namun, Yoga telah tertangkap Densus 88 Anti Teror pada 2018 lalu. Dengan begitu, selama ini Andi Baso di Filipina bisa jadi masih mengambil peran sebagai penghubung.

Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan bahwa sebenarnya hubungan antara kelompok teror di Indonesia dengan kelompok Mindanau, Filipina telah berlangsung lama. Maka, hubungan kedua kelompok ini memang cukup kuat. "Ada beberapa penghubung," terangnya. Tewasnya Andi Baso memang akan berpengaruh. Namun, ada kemungkinan perannya digantikan oleh orang lain. "Setahu saya masih ada sosok lain yang bisa jadi penghubung," jelasnya.

Dia menuturkan bahwa ada pengaruh lainnya. Yakni, kemungkinan bom bunuh diri keluarga akan berkurang. "Bom bunuh diri keluarga ini kan salah satu perancangnya Andi Baso," terangnya. Apalagi, bom bunuh diri keluarga ini sangat khas JAD Indonesia. Baru terjadi di Indonesia dan Filipina, dengan perancangnya semua orang Indonesia. "Kalau Indonesia yang terjadi di Surabaya ya," jelasnya.(lyn/idr)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X