JAKARTA- Militer Filipina Sabtu lalu (10/10) menangkap satu perempuan Indonesia bernama Rezky Fantasya Rullie. Penangkapan ini diduga karena ada kaitan dengan peristiwa bom di Kota Jolo, Filipina, pada Agustus lalu. Kementerian Luar Negeri pun masih menunggu pengumuman pemerintah setempat.
Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyatakan bahwa KBRI Manila dan KJRI Dava mewakili Pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengan otoritas setempat. ”Status kewarganegaraan mereka yang ditangkap, belum secara formal diumumkan,” ujarnya kemarin (11/10) saat dihubungi Jawa Pos.
Penangkapan Rezky dilakukan di Sulu, Filipina. Perempuan tersebut memang sudah masuk daftar pencarian orang (DPO). Dia dicari atas hasil pengembangan investigasi pasca twin bombing di Jolo. Suami Rezky merupakan militan yang meninggal di Jolo dan dia berasal dari Indonesia.
Sementara tertangkapnya Rezky dan tewasnya Andi Baso dinilai akan berpengaruh besar terhadap komunikasi antara kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia dengan kelompok Abu Sayyaf. Pasalnya, Andi Baso merupakan Penghubung antara kedua kelompok yang terafiliasi dengan ISIS tersebut.
Polri pernah menyebut bahwa kaburnya Andi Baso ke Filipina membuat JAD menggantikannya dengan seseorang bernama Yoga untuk menjadi Penghubung kedua kelompok. Namun, Yoga telah tertangkap Densus 88 Anti Teror pada 2018 lalu. Dengan begitu, selama ini Andi Baso di Filipina bisa jadi masih mengambil peran sebagai penghubung.
Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan bahwa sebenarnya hubungan antara kelompok teror di Indonesia dengan kelompok Mindanau, Filipina telah berlangsung lama. Maka, hubungan kedua kelompok ini memang cukup kuat. "Ada beberapa penghubung," terangnya. Tewasnya Andi Baso memang akan berpengaruh. Namun, ada kemungkinan perannya digantikan oleh orang lain. "Setahu saya masih ada sosok lain yang bisa jadi penghubung," jelasnya.
Dia menuturkan bahwa ada pengaruh lainnya. Yakni, kemungkinan bom bunuh diri keluarga akan berkurang. "Bom bunuh diri keluarga ini kan salah satu perancangnya Andi Baso," terangnya. Apalagi, bom bunuh diri keluarga ini sangat khas JAD Indonesia. Baru terjadi di Indonesia dan Filipina, dengan perancangnya semua orang Indonesia. "Kalau Indonesia yang terjadi di Surabaya ya," jelasnya.(lyn/idr)