BANGKOK– Akhir perayaan Pra-Paskah Buddha di Thailand diwarnai kabar duka. Sebuah bus yang mengangkut para peziarah mengalami tabrakan dengan kereta kargo. Akibatnya, 18 korban meninggal dan 402 orang lainnya luka-luka.
Maitree Tritilanond, gubernur Provinsi Samut Prakan, menjelaskan bahwa bus itu mengangkut 60 penumpang menuju kuil di Chachoengsao. Mereka berencana mempersembahkan jubah kuning kepada para biksu. Ritual tersebut merupakan salah satu tradisi bagi umat Buddha di Thailand.
Menurut Agence France-Presse, bus itu melintasi rel saat kereta melaju dengan cepat. Nahas, kereta tersebut langsung menabrak bagian samping bus. Tabrakan terjadi di wilayah yang berjarak 50 kilometer dari Bangkok.
”Saya ketakutan ketika melihat lokasi kecelakaan. Semua penumpang menangis dan berteriak minta pertolongan,” ucap Pitchitra Thongwichit, 34, warga sekitar.
Direktur Rumah Sakit Provinsi Samut Prakan Sombat Chutimanukul menuturkan, 30 korban luka sudah dipulangkan. Namun, kondisi empat korban lainnya dinyatakan kritis. Kemudian, delapan orang lainnya masih diobservasi.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-Cha berjanji mengusut tuntas peristiwa tersebut. Dia, tampaknya, tidak ingin citra Thailand sebagai negara dengan jumlah kematian masif di jalanan terus bertahan. Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada 2018, Thailand adalah negara dengan tingkat fatalitas kecelakaan tertinggi kedua di dunia. Jumlah korban kecelakaan karena pengendara mabuk dan tabrakan bus lebih tinggi daripada negara lain. (bil/c14/bay)