JAKARTA- 4233 kamar hotel disipakan untuk memberikan ruang isolasi kepada pasien corona virus disease 2019 (Covid-19) konfirmasi yang tanpa gejala dan gejala ringan. Selain itu juga bisa digunakan sebagai akomodasi tenaga kese-hatan yang merawat pasien Covid-19. Di sisi lain, upaya untuk pengadaan vaksin terus dilakukan pemerintah.
Kemenparekraf bersama Kementerian Kesehatan dan pihak terkait berupaya memastikan dengan baik kesiapan hotel untuk memberikan pelayanan. Jumlah kamar yang diusulkan oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tersebar di Jakarta, Bali, dan Kalimatan Selatan.
”Jangan sampai hotel tempat isolasi justru menjadi klaster baru sehingga kita bisa memasuki era adaptasi kebiasaan baru dengan lebih baik lagi,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio (11/10).
Dari 4.233 kamar, sebanyak 2.015 kamar hotel di DKI Jakarta telah selesai dilakukan verifikasi oleh Kementerian Kesehatan. Sehingga telah siap digunakan sebagai lokasi isolasi pasien juga akomodasi bagi tenaga kesehatan. Kemenparekraf juga telah menyiapkan hotel yang masih bisa dipergunakan jika diperlukan penambahan. Hotel itu terdiri dari sembilan hotel di DKI Jakarta dan 10 hotel di Bali.
Wishnutama menjelaskan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Kesehatan untuk menentukan kapan dimulainya hotel-hotel tersebut menjadi lokasi isolasi. ”Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pemerintah terus menambah tempat isolasi bagi pasien COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan dalam rangka pengendalian COVID-19,” kata Wishnutama.
Sementara itu, Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan merampungkan serangkaian kunjungan ke Tiongkok pada 9-10 Oktober 2020. Dalam serangkaian pertemuan bilateral, dibahas berbagai hal salah satunya soal kerjasama pengadaan Vaksin Covid-19.
Dalam keterangan resmi Kemenko Maritim kemarin (11/10). Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara dengan kapasitas produksi vaksin terkuat di Asia Tenggara sehingga layak untuk menjadi peluang bagi perusahaan Tiongkok.
“Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerjasama, khususnya berbagi teknologi danpengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara,” kata Wang Yi.
Selain itu, kerjasama lain dalam Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Iptek belajar dari pengalaman Tiongkok juga akan menjadi salah satu kerjasama strategis jangka panjang kedua negara.
Wang Yi berjanji akan menindaklanjuti permintaan Menko Luhut agar Tiongkok dapat berbagi pengalaman melalui program ini degan kementerian yang terkait. “Di era pandemi ini, kami masih bisa membebaskan semua kemiskinan sesuai target schedule kami, dan ini merupakan pertama kalinya sudah menghapuskan kemiskinan murni dalam sejarah 5.000 tahun. Kami bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, dan akan menghubungkan dengan kantor yang terkait” pungkas Wang Yi.(lyn/tau)