Survei: Angka Covid-19 di India Capai 63 Juta

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 14:13 WIB

NEW DELHI – Pemerintah India harus sigap mengatasi penularan Covid-19. Berdasar penelitian, kasus di lapangan sangat mungkin jauh lebih banyak daripada data yang dilaporkan pemerintah. Jumlahnya lebih dari 10 kali lipat.

Berdasar rilis pemerintah, penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu hanya menulari 6,2 juta orang. Hanya beda sekitar 800 ribu orang dari AS yang duduk di urutan pertama penularan tertinggi secara global. Namun, versi Dewan Penelitian Medis India, jumlah tersebut hanya pucuk gunung es. Berdasar hasil survei secara nasional yang mereka lakukan, jumlah kasus Covid-19 di India mungkin sudah mencapai 63 juta orang.

Survei dilakukan sejak pertengahan Agustus hingga pertengahan September. Mereka melakukan uji serologi terhadap 29 ribu penduduk di 700 desa dan rumah sakit. Hasilnya, 1 di antara 15 orang yang berusia di atas 10 tahun memiliki antibodi untuk melawan virus korona.

India berpenduduk 1,3 miliar jiwa. Lebih dari 966 juta orang berusia di atas 10 tahun. Jika hasil survei diterapkan kepada seluruh penduduk, berarti 63 juta di antara 966 juta orang sedang atau sudah pernah terkena Covid-19.

’’Survei itu juga mengindikasikan, untuk setiap satu infeksi Covid-19 yang dilaporkan secara resmi, sejatinya ada 26–32 orang yang positif, tapi tidak terdeteksi,’’ tegas Direktur Dewan Penelitian Medis India Dr Balram Bhargava dalam konferensi pers Selasa (29/9) seperti dikutip CNN.

Sebenarnya sudah berbulan-bulan para pakar mengkhawatirkan kondisi tersebut. Penyebabnya, kemampuan tes Covid-19 kurang, pelaporan dan pendataan kasus salah, serta kebijakan pemerintah terus berubah-ubah.

Berdasar laporan Johns Hopkins University, tes Covid-19 di India hanya diikuti 82 orang per 100 ribu penduduk. Beda jauh dengan AS yang sudah mencapai 284 orang per 100 ribu penduduk dan Inggris dengan 329 orang. India memang sudah berupaya meningkatkan uji Covid-19 harian, tetapi belum mampu mengejar ketertinggalan. ’’Semua negara mengetes 2, 3, bahkan 10 kali lipat dari yang India lakukan,’’ terang spesialis pengobatan masyarakat Dr Hemant Shewade.

India memang terlihat memiliki angka mortalitas yang rendah. Namun, itu bukanlah prestasi. Sebab, sebelum pandemi terjadi, pencatatan kematian secara resmi di India bahkan masih rendah. Sejumlah pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan jantung juga tidak dimasukkan dalam data.

Di sisi lain, Bank Dunia saat ini mengupayakan pembiayaan pembelian dan distribusi vaksin untuk negara-negara kurang mampu. Nominalnya mencapai USD 12 miliar atau setara Rp 178,56 triliun. Rencana itu masih didiskusikan dengan para petinggi di jajaran Dewan Bank Dunia. Jika disetujui, uang tersebut dicairkan dalam 12–18 bulan ke depan.

’’Inisiatif ini dibutuhkan karena Covid-19 berdampak lebih besar kepada negara dengan pendapatan menengah ke bawah bila dibandingkan dengan negara-negara maju,’’ ujar Presiden Bank Dunia David Malpass seperti dikutip The Guardian.

Malpass meyakini, memiliki dana untuk membeli vaksin itu bisa mengubah banyak hal. Jika telah divaksin, artinya penduduk dapat beraktivitas seperti semula. Perekonomian bisa kembali menggeliat. Saat ini negara-negara maju dengan kemampuan finansialnya sudah memesan vaksin dalam jumlah besar. Negara-negara miskin tidak mampu melakukan hal serupa. (sha/c14/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X