Dosen Bilang Sidang Daring Lebih Efektif

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 10:01 WIB
NYAMAN ONLINE: Sejauh ini, Esti Handayani Hardi merasa nyaman dengan sistem bimbingan dan sidang skripsi online. Pengajar dari FPIK itu merasa bisa mengatur waktu dan mengeksplorasi banyak hal dengan sistem online. (IST)
NYAMAN ONLINE: Sejauh ini, Esti Handayani Hardi merasa nyaman dengan sistem bimbingan dan sidang skripsi online. Pengajar dari FPIK itu merasa bisa mengatur waktu dan mengeksplorasi banyak hal dengan sistem online. (IST)

SEMESTER ini, Esti Handayani Hardi memegang 12 mahasiswa bimbingan. Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unmul itu memaksimalkan teknologi dalam proses bimbingan skripsi. Begitu pula saat sidang baik proposal, seminar hasil hingga ujian atau pendadaran, dia mengaku lebih fokus dan efektif.

“Jadi saya punya grand riset yang didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristekbrin). Saya cerita ke mahasiswa dan yang mau gabung silakan,” ungkapnya.

Dari situ, terkumpul 12 mahasiswa yang tertarik dalam penelitian Esti. Tema riset secara garis besar disampaikan. Di antaranya yakni riset mengenai pengelolaan atau pemanfaatan tanaman lokal untuk pakan dan obat ikan.

“Saya bagikan outline proposal yang didanai itu. Jadi penelitian mereka terkait itu,” ungkapnya. Setiap Minggu ada jadwal video conference bersama seluruh mahasiswa bimbingan. Dilakukan evaluasi dan progres setiap penelitian.

Dari segi waktu pun lebih efektif. Jadwal yang tersusun mengenai jadwal bimbingan disepakati bersama. Disebutkan Esti jika mahasiswa juga lebih hemat dari segi tenaga pun materi. Tidak perlu ke kampus dan membawa hard copy.

“Ini sudah pertemuan kelima dengan anak-anak bimbingan melalui video conference. Dalam Minggu ini sudah ada empat orang yang maju seminar proposal,” sebutnya saat diwawancara, Kamis (24/9).

Dia mengatakan bila di Laboratorium Mikrobiologi Perairan sudah memiliki road map. “Kami bangun road map-nya apa saja. Jadi penelitian mahasiswa itu ada hasilnya gitu loh. Ada yang uji pasar, uji ke ikan nila, mas, lele. Ada yang uji kadaluwarsa, ada yang misal dicampur pakan, ada yang disuntik, ada yang direndam. Jadi benar-benar output-nya produk,” jelas Esti.

Dengan model bimbingan seperti itu diakuinya lebih baik. Sehingga hasil penelitian benar-benar bisa diaplikasikan dalam kehidupan. Apalagi yang berbentuk produk. Perlu diketahui jika Esti memang bergelut di bidang penelitian terkait pakan dan obat ikan. Berbagai penelitiannya diakui skala nasional hingga internasional.

Proses pembimbingan skripsi pun terarah. Saat sidang online, disebutkan jika pihak kampusnya mempersilakan mahasiswa untuk memanfaatkan jaringan kampus jika terkendala. Begitu pula untuk penelitian yang menggunakan fasilitas laboratorium kampus.

Sudah ada jadwal terjadwal misal bergiliran mahasiswa yang melakukan pengamatan setiap harinya. “Kalau menurut saya (sistem online) memudahkan. Mahasiswa tidak perlu print berkas, mereka juga saya tanya lebih senang begini. Senang mereka karena hemat, misal sekali konsumsi bisa habis Rp 200 ribu, itu lumayan banget buat mahasiswa,” paparnya.

Ada pula beberapa dosen yang memberlakukan sistem sidang seperti biasa, tatap muka. Kampus memfasilitasi itu. Namun dengan catatan protokol kesehatan jelas, seperti penggunaan ruangan yang lebih besar dibanding ruang sidang umumnya.

“Saya lebih efektif online, jadi enggak bercanda dengan dosen lainnya kan. Ujiannya juga tidak terlalu tegang, karena kalau sidang biasa ada yang mahasiswa sampai nangis,” ujarnya lalu terkekeh.

Menurutnya selalu ada sisi negatif. Namun Esti berusaha untuk memaksimalkan sistem yang ada. Dengan manajemen waktu bimbingan yang jelas, dia yakin mahasiswa bimbingannya merasa nyaman meski terbatas hanya bisa lewat media. “Untuk sistem yudisium di fakultas kami juga daring, tapi ada perwakilan terbaik program studi (prodi) yang offline ke kampus,” tutup dia. (rdm/ndu)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X