Wisuda Zaman Corona, Terasa Sepi dan Kurang Euforia

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 10:01 WIB
Prosesi wisuda Unmul.
Prosesi wisuda Unmul.

AWAL tahun, Ayu Fatimah melewati proses sidang proposal. Namun saat hendak maju seminar hasil (semhas), dilakukannya online di kos. Proses persiapan berkas dan persyaratan lain dilakukan lewat gawai. “Sudah ada nomor kontak masing-masing untuk urus berkasnya, jadi enggak ada ke kampus sama sekali,” jelas perempuan kelahiran 1997 itu.

Selama proses semhas, diakuinya tidak kesulitan. Dosen maupun staf dekanat yang meresponsnya pun diakui Ayu cukup cepat. Selain itu, proses bimbingan juga tak menemui masalah. “Jadi dosen pembimbing saya itu satu, untuk penguji di fakultas saya itu enggak tentu. Agak kesulitan dan ribet itu sewaktu pendadaran pas Juni kemarin. Harus benar-benar stand by dan siap jaringan,” jelas alumnus program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unmul itu.

Dijelaskan jika saat pendadaran dilakukan serentak beberapa mahasiswa. Sehingga link video conference dibagikan di grup mahasiswa yang akan sidang. Bergiliran masuk ke link zoom berbeda, di mana berisi beberapa dosen penguji.

Ayu mengaku cukup kewalahan. Namun selebihnya dia mulai terbiasa dengan sistem online, pasalnya saat semhas dia sudah mulai adaptasi. Seharusnya dia menjalani yudisium offline pada Kamis (24/9). “Yudisium gelombang 1 dan 2 itu ada perwakilan offline, terbaik masing-masing program studi (prodi). Tapi sekitar seminggu sebelumnya diinfokan jika full daring semua,” kata dia.

Ayu merupakan lulusan terbaik 1 pada prodi Akuntansi. Dia juga akan menjadi perwakilan jenjang studi S1 FEB pada wisuda gelombang 3 pada Sabtu (26/9). Hanya ada 17 wisudawan/wisudawati yang diwisuda offline, sisanya mengikuti via daring.

Meski hanya 17 orang, setidaknya dia bersyukur dapat mengikuti prosesi simbolik pemindahan tali kuncir dan penyerahan ijazah asli. “Walau berasa sepi banget karena enggak ada teman, tapi ya mau bagaimana lagi. Kesulitannya selain itu ya berusaha mengakrabkan diri dengan 17 orang itu, karena tidak ada yang saya kenal sama sekali,” ungkapnya.

Orangtua juga sudah diberi pengertian. Euforia wisuda dilewati dengan protokol kesehatan ketat. Dia mengatakan jika sebelumnya pihak panitia wisuda menghubungi untuk melakukan rapid test di Klinik Fakultas Kedokteran Unmul.

“Jadi tinggal datang untuk tes, tidak bayar. Kelengkapan seperti masker, sarung tangan dan face shield juga disediakan oleh panitia,” kata Ayu. Setelah urusannya selesai di Samarinda, dia mengaku akan segera pulang ke Penajam Paser Utara (PPU) dan mencari pekerjaan di sana.

Senada dengan Dony Alfachri, pria yang baru saja yudisium dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (FEBI IAIN) Samarinda itu juga melewati proses sidang online.

Namun hanya proses semhas, sedangkan pendadaran atau munaqasah dilakukan offline. Setelah sebelumnya dia seminar proposal (sempro) pada akhir tahun lalu. “Jadi beda-beda (tiap prodi), kalau di tempat saya itu offline, ada juga yang online. Selama saya presentasi itu pakai masker. Begitu juga yudisium kemarin, tapi memang ruangannya menyesuaikan dengan jumlah orang, berjarak hampir dua meter,” bebernya.

Jika biasanya proses pelepasan mahasiswa dari fakultas itu juga turut hadir orangtua. Saat itu diimbau hanya mahasiswa yang datang. Sehingga terasa kurang euforia kelulusannya.

Kini dia sedang mempersiapkan syarat berkas untuk pendaftaran wisuda. Disebutkan jika benar-benar tidak ada aktivitas mahasiswa yang ke kampus. Diminimalisasi, bahkan disebutkan jika toga akan diantarkan oleh pihak kampus ke alamat wisudawan. “Ini masih menunggu informasi. Sembari saya lengkapi beberapa berkas lagi,” ujarnya.

Dengan sistem pengurusan online, Dony mengatakan jika cukup terhambat soal waktu. Target lulusnya meleset. Sebab terkendala sistem online yang juga melayani keperluan mahasiswa lain kala itu. “Jadi kayak nunggu kabar itu agak lama. Tapi positifnya ya memang lebih hemat tenaga juga. Selain itu juga kondisinya begini dan dimaklumi,” kata pria kelahiran 1998 itu. (rdm/ndu)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X