Wisuda Unmul Kombinasi Offline dan Online Hanya Dihadiri Lulusan Terbaik Fakultas

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 10:00 WIB
Hanya mahasiswa terbaik yang beruntung melakukan wisuda secara langsung.
Hanya mahasiswa terbaik yang beruntung melakukan wisuda secara langsung.

PADA medio September lalu, Universitas Mulawarman mengumumkan pelaksanaan wisuda daring (dalam jaringan). Tertulis jika wisuda gelombang pertama 24 Maret dijadwalkan menjadi 19 September. Lalu yang seharusnya 27 Juni menjadi 20 September. Dan periode wisuda September tetap dilaksanakan kemarin (Sabtu), 26 September.

Disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik Mustofa Agung Sardjono, jika pihaknya tidak mungkin menunda lagi. “Wisuda pertama kami tunda karena berharap Juni keadaan membaik. Namun justru tidak, sehingga dipertimbangkan September. Akan tetapi di Samarinda kasusnya semakin menegangkan, jadi mau tidak mau harus tetap dilaksanakan dengan metode daring,” bebernya.

Pelaksanaan yudisium juga menerapkan metode daring. Menyesuaikan kondisi masing-masing fakultas dan jumlah lulusannya. Disebutkan Agung seperti Fakultas Ilmu Budaya yang jumlah lulusannya sedikit. “Sehingga full luring (luar jaringan). Tergantung fakultas, tapi rata-rata kombinasi daring dan luring,” lanjutnya.

Begitu pula pada momen wisuda. Hanya ada 17 orang perwakilan yang mengikuti wisuda di Gedung Rektorat Lantai 4. Mereka adalah lulusan terbaik masing-masing fakultas dan jenjang pendidikan. “Untuk sarjana ada 13 orang, lalu profesi dan magister,” terang Agung.

Sedangkan lulusan lain mengikuti lewat daring. “Sebetulnya bisa full daring, tapi kita mempertimbangkan beberapa prosesi yang kita pandangan lebih bermakna dan simbolik perwakilan setiap fakultas. Simbolik penyerahan ijazah dan pemindahan kuncir toga,” tambahnya.

Diakui jika masih banyak perbaikan mengenai proses wisuda selama pandemi. khususnya untuk ketetapan aturan protokol kesehatan selama wisuda berlangsung. Jika menunda lagi hingga kondisi membaik, dikatakan Agung tidak memungkinkan.

Ketidakpastian itu juga berujung pada hak lulusan yakni mendapat ijazah asli. Sebab pada peraturan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyebutkan jika lulusan berhak mendapatkan ijazah. Agung tidak ingin menunda terlalu lama lagi.

Selain itu, mereka yang tertunda dari wisuda gelombang 1 hingga 2, disebutkan Agung ada yang ingin segera mengambil ijazah. Dengan alasan ingin segera pulang kampung, hingga keperluan mengurus kerja dengan ijazah asli.

“Memang tidak lepas dari kekurangan. Tapi itu cara yang paling aman. Yang lain sudah kita pertimbangkan, misal ada yang model drive thru. Bayangkan saja ada 1500 lulusan berjejer dengan mobil, Unmul ini tidak luas (wilayahnya), repot. Oleh sebab itu pertimbangan kombinasi luring dan daring dilakukan,” jelasnya.

Guru Besar Fakultas Kehutanan Unmul itu juga memahami bila wisuda adalah momen bersejarah bagi para lulusan. Ada suka cita saat memakai toga dan dilepas di GOR 27 September. Apalagi saat momen Percepatan Adaptasi Mahasiswa Baru (PAMB) juga dilakukan di GOR. Sehingga dia memaklumi proses penyambutan dan pelepasan seyogyanya di tempat yang sama. Namun dia berharap para lulusan memahami kondisi yang tak memungkinkan.

Dua kali penundaan wisuda dirasa sudah cukup. Berkaitan pula dengan ribuan ijazah yang menumpuk. “Kita harus tetap melaksanakan wisuda. Sebab salah satu syarat diperoleh ijazah itu ya lewat wisuda. Hadir atau tidak lulusannya tidak masalah, secara administratif sudah terpenuhi syarat untuk dapat ijazah,” ujarnya.

Agung menyadari bahwa muncul berbagai keberatan perihal wisuda daring. “Bukan saya yang memutuskan, melainkan lewat rapat koordinasi 6 September kemarin. Walau tidak memuaskan banyak pihak, tapi ini yang terbaik yang bisa kami laksanakan,” sebutnya.

Tak sedikit mahasiswa mengajukan penolakan. Agung pun mengatakan jika kondisi memungkinkan kelak, dia tak mengapa bila ada lulusan yang ingin rasakan euforia pada wisuda selanjutnya. “Tapi ya masa lulus 2020 tapi ikut wisuda tahun kapan. Entah kapan juga kan Covid-19 ini berakhir. Tidak ada yang tahu,” katanya.

Tata cara atau teknis wisuda daring pun dirasanya sudah cukup maksimal dalam penerapan protokol kesehatan. Paling banyak hanya 40-50 peserta di dalam ruangan. Dia juga mengimbau panitia yang tidak berkepentingan untuk segera meninggalkan ruangan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X