Mengenang Peristiwa Djengkol Kediri, 1961

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 09:46 WIB
Sisa pemukiman saat peristiwa Djengkol.
Sisa pemukiman saat peristiwa Djengkol.

Banyak petani yang terprovokasi PKI. Terhasut untuk merebut tanah milik perkebunan negara. Aksi demo pun meningkat. Memunculkan peristiwa Djengkol,beberapa tahun sebelum meletupnya peristiwa G30S PKI.

 

Peristiwa Djengkol terjadi pada 15 November 1961. Sejumlah sumber mencatat bahwa peristiwa itu merupakan aksi sepihak PKI. Partai komunis yang kini sudah terlarang di tanah air ini mengerahkan anggota-anggotanya untuk melakukan berbagai aksi demo. Menolak aksi pemindahan lahan yang telah lama mereka gunakan. Termasuk tanah milik Perkebunan Djengkol, yang saat itu merupakan salah satu penghasil tebu terbesar untuk Pabrik Gula Ngadirejo.

“Dari mana-mana kumpul di Djengkol. Orang jauh, dari Malang, Blitar. Di sini demo besar-besaran,” kenang Sumilan, seorang saksi mata peristiwa tersebut. Sumilan pada saat itu berusia 21 tahun. Ia tergabung dalam Gerakan Pemuda Marhaen (GPM), organisasi sayap dari PNI yang, bersama Ansor, membantu tentara dalam menghadang kekuatan komunis.

Sumilan ingat betul peristiwa yang begitu mencekam di tahun-tahun tersebut. Ia menceritakan bahwa di perkebunan Djengkol sangat banyak buruh tani yang mayoritas berafiliasi dengan Barisan Tani Indonesia (BTI). Mereka berasal dari Dusun Simbar dan Djengkol, dua dusun yang berada di Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten. Rata-rata terhasut oleh provokasi PKI yang ingin merebut tanah perkebunan.

Dalam aksi demo tersebut, selain BTI, juga dipelopori kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan PKI. Seperti Pemuda Rakyat dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Saat peristiwa 1961 ini, setelah kemenangan BTI dan Gerwani dalam mengusai tanah perkebunan, kemudian mereka menempatinya. Membuat rumah-rumah semi-permanen di lahan perkebunan yang ditanami tebu. Rumahnya dari papan kayu, juga bambu. “BTI besar kepala. Terus membuat rumah-rumah di perkebunan,” ceritanya.

Di awal kemerdekaan, Perkebunan Djengkol dikenal sebagai penghasil tebu untuk Pabrik Gula Ngadirejo. Kawasan ini sangat luas. Sekarang masuk Desa Plosoklidul dan Desa Jarak. Daerah yang paling banyak buruh taninya adalah di Dusun Simbar. Lokasinya di tengah perkebunan. Sekitar empat kilometer dari Pabrik Djengkol.

Dalam aksi tersebut, menurut Mukari yang dikutip dari skripsi Heris Setiawan, para anggota BTI di Dusun Simbar dan Djengkol mendapat banyak bantuan dari anggota-anggota BTI daerah Kediri lainnya. Seperti Papar, Kanigoro, dan Adan-Adan. Mereka bergabung dan berkumpul menjadi satu di Dusun Simbar. Selain itu juga berdatangan simpatisan PKI dari kota-kota lain di sekitar daerah Kediri. Seperti Lamongan, Nganjuk, dan Blitar. Bahkan ada juga dari Ngawi, Pekalongan, Ponorogo, hingga Tuban. Sehingga kekuatan mereka semakin lama menjadi sangat kuat. Bahkan menjadi tak terkendali lagi karena beberapa aksi dengan kekerasan. 

 

Hidup Tenteram, Tak Ada Lagi Konflik

 Dusun Simbar, sebenarnya, hanya empat kilometer dari Jalan Raya Pare-Wates. Namun untuk mencapainya relatif sulit. Melalui jalanan tanah yang berpasir. Debu berterbangan ketika jalan itu tergilas roda.

Kondisi jalan diperparah dengan lalu-lalangnya truk bermuatan pasir. Juga alat berat yang mengolah perkebunan tebu dan nanas di sepanjang jalan. Dusun Simbar terbagi menjadi dua. Simbar Lor masuk Desa Plosokidul. Sedangkan Simbar Kidul masuk Desa Jarak. Keduanya masih di Kecamatan Plosoklaten.

Untuk menuju ke tempat ini harus melalui jalanan di tepi hutan heterogen. Panjangnya sekitar 300-an meter. Suasananya sejuk. Khas wilayah yang didominasi pohon-pohon besar. Namun, begitu keluar dari jalanan kawasan hutan itu, kita akan langsung berhadapan dengan suasana beda. Panas, pengap, dan ditambah udara berdebu. 

Di sepanjang jalur inilah dahulu berdiri rumah-rumah semi permanen, milik buruh tani dan anggota PKI yang merebut tanah perkebunan pasca peristiwa November 1961. Kata Sumilan, tak hanya di sekitar jalan menuju Simbar saja, tapi di daerah Dusun Dermo, Desa Pranggang ke arah timur juga ada pemukiman seperti ini.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X