Uang kuno bukan hanya sebagai hobi bagi Muflihuddin. Setiap cetakan uang masa lalu memiliki sejarah di balik pembuatannya.
BUKAN sekadar sebagai alat jual beli semata. Bagi Muflihuddin, setiap desain uang yang telah dicetak pasti memiliki makna. Bahkan, setiap pembuatannya memiliki garis sejarah. Seperti uang kuno koleksinya yang tersusun rapi dalam album. Setiap lembaran dan kepingan uang dicari tahu artinya. Baik dari desain maupun rezim kepemimpinan yang berkuasa saat uang kuno dicetak.
"Kalau Indonesia ini sebenarnya ketinggalan. Uang kan sudah masuk bagian bidang ilmu. Sejarah, politik, dan sebagai komunikasi masuk dalam uang ini," ungkapnya sembari menunjukkan koleksinya.
Pria berdarah Banjarmasin itu semakin antusias tatkala mendapatkan informasi. Berkali-kali dia menggali literatur, berkali-kali pula dirinya dibuat semakin terpana dengan sejarah yang ada dalam uang tersebut. "Uang itu juga jadi identitas dari suatu negara. Ditarik ke sejarah juga pasti negara yang baru berdiri itu buat uang. Asyik lah kalau digali," tuturnya. "Yugoslavia sekarang sudah enggak ada, salah satu untuk membuktikan jika dulu ada ya dari uang. Ada kok uangnya," sambung dia.
Dari koleksi uang kunonya, wawasan sejarah yang diketahui ikut bertambah. Saking kentalnya makna sejarah di balik uang kuno, alur perdagangan zaman dulu hingga perang dunia bisa diketahui. "Kenapa ada uang perak bertuliskan Arab, ya karena perdagangan masuk ke Indonesia. Uang zaman Majapahit itu ada juga lafaz La Ilaha Illallah, wah pokoknya asyik lah untuk dicari tahu ceritanya," ungkap dia.
Sejarah Indonesia juga bisa digambarkan dengan jelas dari uang kuno koleksinya. Mulai zaman kerajaan, penjajahan, hingga kemerdekaan. Setiap zaman memiliki alat tukar yang berbeda-beda.
"Kalau di Indonesia sendiri ada tiga fase. Pertama kerajaan, penjajahan dan setelah Indonesia berdiri. Indonesia punya uang secara resmi di bawah Bank Indonesia pada 1952," terangnya.
Bak guru sejarah, dia menjelaskan saat masa perang, bukan hanya adu senjata yang terjadi. Peredaran uang yang menjadi identitas suatu negara juga menjadi sisi lain saat Indonesia menuju kemerdekaan.
"Waktu merdeka Indonesia belum punya uang. Yang dipakai uang Jepang dan Belanda. Jadi setelah kuasai wilayah, perang uang lagi. Saling adu itu," jelas pria kelahiran 21 Agustus 1971 itu. Kentalnya kilas balik sejarah dari uang kuno, sebenarnya bisa menjadi pemikat dalam menggali ilmu pengetahuan. Dia berharap, ada satu museum yang bisa memamerkan berbagai uang kuno.
"Tentu layak dipamerkan. Di beberapa daerah itu sudah ada kok. Dari uang juga kita tahun rezim-rezim yang ada di Indonesia," tutupnya. (*/dad/dra/k8)